Senin 28 Jan 2019 07:43 WIB

Pensiunlah dengan Damai, Liliyana

Sudah tak terhitung lagi berapa kali Butet berjuang hidup mati demi Merah Putih.

Rep: Fitriyanto, Bilal Ramadhan/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Laga Terakhir. Pebulutangkis ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir melambaikan tangan kearah suporter Indonesia seusai menjalani pertandingan final Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (27/1).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Laga Terakhir. Pebulutangkis ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir melambaikan tangan kearah suporter Indonesia seusai menjalani pertandingan final Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebulu tangkis Indonesia Liliyana Natsir menjalani laga terakhirnya sebagai pemain profesional semalam. Di depan ribuan pasang mata penonton yang memadati Istora Senayan, Jakarta, Liliyana dan pasangan ganda campurannya, Tontowi Ahmad, bertanding melawan wakil Cina, Zheng Siwei/Huang Yaqiong.

Butet, demikian Liliyana biasa disapa, bersama Tontowi memang tak mampu mengalahkan lawannya. Pada laga final Daihatsu Indonesia Masters 2019 itu, Butet dan Owi, panggilan akrab Tontowi, kalah dalam tiga gim, 21-19, 19-21, dan 16-21.

Ada raut kecewa yang terlihat, tetapi bukan karena kekalahan tersebut. Butet tak dapat menyembunyikan rasa sedih dan haru tatkala seluruh Istora menggemakan namanya. Setelah 24 tahun mengarungi perjalanan di bulu tangkis, kini sampailah ia pada penghujung kariernya. Tiba saatnya ia harus mengucapkan selamat tinggal kepada olahraga yang telah membesarkan namanya.

Sudah tak terhitung lagi berapa kali Butet berjuang hidup mati demi Merah Putih; mulai dari gelar turnamen terbuka; gelar hat-trick All England pada tahun 2012-2014; empat gelar juara dunia pada tahun 2005, 2007, 2013, dan 2017; serta puncaknya medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang ia raih bersama Owi.

Mengapresiasi besarnya pengorbanan Butet dan deretan prestasi yang telah mengangkat nama Indonesia di kancah dunia itu, hari itu digelar Liliyana Natsir's Farewell Event, tepat sebelum laga final. Sebelum memasuki arena, Butet tak dapat menahan jatuh air matanya kala ia melihat video berisikan cuplikan orang-orang terdekatnya. Richard Mainaky, Nova Widianto, dan Vita Marissa memberikan kesan-kesan tentangnya dalam video tersebut.

Butet memasuki Istora didampingi 17 atlet pelatnas, menggambarkan 17 tahun Liliyana berada di pelatnas Cipayung. Dalam acara tersebut, Menteri Pemuda dan Olahrgaa (Menpora) Imam Nahrawi dan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Wiranto turut hadir.

"Terima kasih atas dedikasi dan pengorbanan yang telah diberikan Butet kepada Indonesia. Momen medali emas Olimpiade Rio 2016 adalah momen terfavorit saya selama menjadi menteri," kata Imam yang disambut riuh tepuk tangan penonton.

"Saat ini kita akan ditinggalkan pemain legendaris yang sudah mengukir prestasi yang luar biasa. Pemain terlama yang menghuni pelatnas selama 17 tahun. Di pelatnas itu penuh perjuangan dan tidak mudah. Ini menjadi pelajaran untuk atlet muda agar bisa mengikuti jejak Butet untuk mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia. Terima kasih kepada Butet yang sudah mengharumkan nama Indonesia dengan prestasi-prestasinya," kata Wiranto menambahkan.

Setelah menyampaikan sambutannya, Wiranto menyerahkan cendera mata berupa action figure Liliyana Natsir. Dengan terbata-bata, Butet membuka kata sambutannya. Ia bahkan harus berhenti bicara beberapa kali untuk menahan jatuh air matanya.

"Hari ini adalah hari yang berat buat saya. Minggu, 27 Januari 2019, saya menyatakan pensiun sebagai atlet bulu tangkis. Dunia ini yang membesarkan nama saya. Saya tidak pergi menjauh, tapi memberikan kesempatan kepada adik-adik saya untuk menjadi pemenang baru," kata Butet.

"Saya juga ingin menyampaikan pesan motivasi kepada adik-adik saya para pemain muda. Kekalahan itu tidak memalukan. Yang memalukan itu menyerah," tutur dia.

Butet menyatakan begitu banyak pihak yang mendukungnya selama ia menjadi pemain bulu tangkis. Untuk itu, ia menghaturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tak henti-hentinya memberikan dukungan. Mulai dari keluarganya, pelatih, pemain pelatnas, PB Djarum, sponsor, Menpora, Ketum PBSI, pendukung, serta tak lupa pasangan mainnya; mulai dari Nova, Vita, hingga Tontowi.

photo
Pebulu tangkis Liliyana Natsir menghapus air mata saat pesta perpisahannya di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (27/1/2019).

Pada akhir acara, Butet mendapatkan kejutan dari kedua orang tuanya yang hadir dalam acara tersebut. Sang mama, Olly Maramis, memberikan karangan bunga untuknya. Sang papa, Beno Natsir, menyusul setelah menyampaikan kata-kata betapa bangganya ia memiliki Liliyana sebagai putrinya.

Tentang masa depan setelah gantung raket, Butet berkali-kali telah mengatakan belum akan kembali ke dunia bulu tangkis. Tuahnya di dunia bisnis sudah menunjukkan hasil sejak lama,. Sektor properti, jasa pijat, dan terbaru, jasa penukaran uang tengah digeluti sosok yang akraba dengan rambut pendeknya tersebut.

Sang mantan pelatih selama di PBSI Richard Mainaky pun memaklumi keinginan Butet yang ingin melepas kejenuhan dari dunia bulu tangkis. "Saya lihat sih dia memang tidak ada ketertarikan jadi pelatih karena bisnisnya kan sudah jalan, dia pasti ingin mengembangkan, tapi itu tidak masalah asalkan Butet damai dan menikmati hidupnya setelah selama ini bekerja keras," kata Richard.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement