Senin 28 Jan 2019 15:17 WIB

Korut Ancam Eksekusi Warganya yang Tonton Acara TV Korsel

Pengawasan difokuskan terhadap warga yang tinggal di Hwanghe Selatan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Korea Utara
Foto: Corbis
Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Otoritas Korea Utara (Korut) memperingatkan warganya untuk tidak menyaksikan acara televisi Korea Selatan (Korsel). Mereka yang tepergok melakukan hal itu akan eksekusi mati oleh regu tembak.

Menurut Radio Free Asia, peringatan tersebut dikhususkan untuk warga Korut yang tinggal di wilayah perbatasan dengan Korsel.

Seorang sumber mengatakan, kepolisian di sana telah mengimbau warga Korut agar tidak mengonsumsi tayangan televisi Korsel yang dianggap sebagai bahan video kapitalisme.

"Mereka (kepolisian Korut) mengatakan kepada kami bahwa mereka sadar bahwa semakin banyak orang dapat memanipulasi frekuensi (dari televisi) untuk menonton program televisi Korsel," kata sumber tersebut, dikutip laman the Telegraph, Senin (28/1).

"Mereka mengatakan bahwa terlepas dari status individu mana pun, mereka yang tertangkap dalam pelanggaran dapat dieksekusi oleh regu tembak. (Mereka ingin) menanamkan rasa takut," kata sumber itu menambahkan.

Baca juga, Korea Utara Setuju Tutup Fasilitas Nuklir.

Menurut dia, pengawasan difokuskan terhadap warga yang tinggal di Hwanghe Selatan. Daerah tersebut diketahui berada di dekat perbatasan Korsel. Mereka yakin bahwa orang-orang yang tinggal di daerah perbatasan lebih cenderung berubah menjadi kekuatan oposisi yang mengancam sistem.

Pemerintah Korut diketahui mengontrol penuh arus informasi dan hiburan untuk warganya. Masyarakat dapat mengakses intranet yang kontennya sangat disensor pemerintah. Hal itu membuat ketersediaan berita asing sangat terbatas di negara tersebut

Masyarakat yang hendak mengirim surel atau melakukan panggilan telepon kepada warga asing pun harus terlebih dulu mendaftarkannya ke otoritas lokal. Sejumlah aktivis di Korsel mengetahui kondisi tersebut dari warga Korut yang melarikan diri atau menjadi pembelot.

Para aktivis di Korsel telah cukup lama melakukan kampanye untuk membanjiri Korut dengan flashdrives berisi buletin berita dan film dokumenter yang dikirim dengan bantuan balon udara dari perbatasan. Informasi alternatif itu diharapkan  dapat mempengaruhi publik Korut dan menumbuhkan perbedaan pendapat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement