Senin 28 Jan 2019 15:53 WIB

Larang Israel, Malaysia Batal Jadi Tuan Rumah Lomba Renang

IPC mencabut hak Malaysia jadi tuan rumah karena dinilai mendiskriminasi peserta.

Red: Nur Aini
Berenang (ilustrasi)
Foto: VOA
Berenang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Komite Paralimpic Internasional (International Paralympic Committee - IPC) telah mencabut hak Malaysia untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Renang Para Dunia 2019 yang dijadwalkan berlangsung di Kuching dari 29 Juli hingga 4 Agustus 2019. Hal itu karena Malaysia melarang kepesertaan Israel.

The Borneo Post pada Selasa (28/1), menurunkan berita keputusan IPC setelah pertemuan Dewan Pengurus IPC di London. Hal itu menyusul pernyataan yang menyebut Sarawak mengikuti kebijakan nasional dengan melarang atlet Israel memasuki negara bagian tersebut dan berpartisipasi dalam kejuaraan.

"Semua Kejuaraan Dunia harus terbuka untuk semua atlet dan bangsa yang memenuhi syarat untuk bersaing dengan aman dan bebas dari diskriminasi. Ketika sebuah negara tuan rumah mengecualikan atlet dari negara tertentu, karena alasan politik, maka kami sama sekali tidak memiliki alternatif selain mencari tuan rumah baru ," kata ketua IPC Andrew Parsons.

Pada September 2017, ketika IPC menandatangani kontrak dengan Dewan Paralimpik Malaysia (NPC Malaysia) untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Renang Para Dunia, pihaknya memiliki jaminan bahwa semua atlet dan negara yang memenuhi syarat akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Negara itu juga menjamin keamanan peserta.

"Sejak itu, telah terjadi perubahan kepemimpinan politik dan pemerintah baru Malaysia memiliki gagasan yang berbeda. Politik dan olahraga tidak pernah merupakan campuran yang baik dan kami kecewa bahwa atlet Israel tidak akan diizinkan bertanding di Malaysia," ujarnya.

Tempat dan tuan rumah baru untuk Kejuaraan Dunia, yang bertindak sebagai kualifikasi untuk Olimpiade Paralimpik Tokyo 2020, saat ini sedang diputuskan oleh IPC untuk tanggal yang sama. Sekitar 600 perenang dari 60 negara diharapkan untuk bersaing di Kuching sebelum pengumuman.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا تَأْوِيْلَهٗۗ يَوْمَ يَأْتِيْ تَأْوِيْلُهٗ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ نَسُوْهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۚ فَهَلْ لَّنَا مِنْ شُفَعَاۤءَ فَيَشْفَعُوْا لَنَآ اَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ قَدْ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ࣖ
Tidakkah mereka hanya menanti-nanti bukti kebenaran (Al-Qur'an) itu. Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu mengabaikannya berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?” Mereka sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri dan apa yang mereka ada-adakan dahulu telah hilang lenyap dari mereka.

(QS. Al-A'raf ayat 53)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement