REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif menyatakan tidak mengerti mengapa hingga saat ini pelaku teror bom di kediamannya beberapa waktu lalu belum juga ditangkap aparat. Laode pun enggan melontarkan banyak komentar terkait penyerangan itu.
"Aneh juga kalau semua yang menyerang KPK itu tidak didapatkan," kata Laode saat ditanya Komisi III Bidang Hukum, HAM dan Keamanan, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) terkait teror bom itu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/1).
Laode secara pribadi sempat bersyukur bahwa bom molotov yang ditemukan di rumahnya, Jalan Kalibata Selatan 42 C, Jakarta Selatan tidak meledak. Pasalnya satu dari bom molotov uang ditemukan di rumahnya dekat dengan mobil.
"Khusus rumah saya, saya bersyukur, untung bom tidak meledak, persis samping mobil 50 cemtimeter," kata dia.
Bila bom meledak, Laode pun menduga dampak ledakannya bakal besar. Namun, ia menegaskan bahwa teror yang kerap dialami penyidik KPK memang kerap terjadi. Ia menyerahkan penyelidikan ini pada kepolisian.
"Banyak sekali penyerangan yang dialami penyidik bukan hanya novel lho," kata Laode.
Sehingga, ia meminta Komisi III DPR RI juga turut berperan dalam menyuarakan perlindungan pada KPK sekaligus menekan aparat untuk mengungkap peneror pegawai KPK. "Yang begini-begini harus semua komisi setuju. Harusnya bapak bapak ibu - ibu (anggota DPR) solid untuk itu," ujar dia.
Ketua KPK Agus Rahardjo, yang rumahnya juga diteror dengan bom palsu menekankan perlunya Biro Pengamanan di KPK. Biro ini bukan hanya untuk menjaga personel anggota KPK, namun juga untuk menjaga keamanan data, gedung, dan operasional.
"Ini masih jadi pembicaraan kami," kata Agus Rahardjo.
Pimpinan rapat Komisi III Erma Suryani Manik pun menyatakan, DPR akan berkomitmen dalam mewujudkan keamanan bagi personel KPK. Ia menyatakan DPR akan menekankan hal itu pada Polri dalam rapat yang akan digelar oleh Komisi III bersama Polri.
"Akan kami dalami dalam rapat kerja dengan kepolisian," kata politikus Partai Demokrat itu.
Pada Rabu (9/1), rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Perum Graha Indah Blok A9/15 RT. 004/014 Jatimekar, Jatiasih, Kota Bekasi dikirim sebuah tas. Tas tersebut berisi pipa, kabel baterai dan semen putih, yang disebut polisi sebagai bom palsu atau fake bomb. Sementara rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, di Jalan Kalibata Selatan 42 C, Kalibata, Jakarta Selatan, dilempar bom molotov. Polisi masih belum menangkap pelaku teror keduanya.
[video] Rentetan Teror untuk KPK