Senin 28 Jan 2019 20:46 WIB

Afghanistan Minta Taliban Bernegosiasi tanpa Perantara

Taliban diketahui bernegosiasi dengan AS untuk perdamaian di Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Taliban (ilustrasi)
Taliban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyerukan kelompok Taliban untuk melakukan negosiasi langsung dengan perwakilan pemerintah. Dia menilai hal itu penting guna mempercepat perdamaian di negara tersebut.

"Saya menyerukan Taliban untuk memulai pembicaraan langsung yang serius dengan Pemerintah Afghanistan. Persatuan nasional, kemerdekaan negara, integritas wilayah, dan pemerintah pusat yang kuat adalah masalah yang tidak dapat dinegosiasikan," kata Ghani dalam pidatonya yang disiarkan National Radio Television Afghanistan pada Senin (28/1).

Menurut Ghani, Taliban memiliki dua pilihan, yakni mendukung rakyat Afghanistan atau menjadi alat bagi negara lain. Dia berharap Taliban dapat mengambil keputusan yang tak mengorbankan kepentingan rakyat negaranya.

Taliban diketahui menolak melakukan pembicaraam atau negosiasi dengan perwakilan Pemerintah Afghanistan. Mereka menganggap bahwa pemerintahan saat ini dikontrol kekuatan asing, yakni Amerika Serikat (AS).

Oleh sebab itu, Taliban hanya mau melakukan perundingan dengan perwakilan AS. Pembicaraan kedua belah pihak itu telah berlangsung pekan lalu di Doha, Qatar, selama empat hari.

Perwakilan AS dan Taliban membahas tentang mekanisme gencatan senjata. "Mekanisme untuk gencatan senjata dan cara-cara untuk memasuki dialog intra-Afghanistan adalah dua topik besar lainnya yang seharusnya dibahas pada hari kamis," kata seorang pemimpin Taliban.

AS merupakan sekutu utama Afghanistan dalam memerangi Taliban. Selain melatih pasukan pemerintah, AS juga kerap melancarkan serangan udara. Hal tersebut telah membuat Taliban menganggap AS sebagai lawan atau musuh utamanya.

Peperangan antara Pemerintah Afghanistan dengan Taliban telah berlangsung selama lebih dari 16 tahun. Peperangan telah menyebabkan puluhan ribu warga sipil tewas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement