REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- SMP Cendekia Baznas menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan siswanya. Sekolah yang diperuntukkan bagi siswa dhuafa dan yatim ini sudah ada tahun 2015 dan baru memiliki bangunan sekolah sendiri pada tahun 2017.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMP Cendekia Baznas, Ahmad Kamaluddin Afif, mengatakan, sekolah memberikan fasilitas secara gratis dari mulai pengetesan siswa hingga kedatangan siswa ke sekolah ini. “Kita mengongkosi siswa yang memang berasal dari berbagai provinsi ini untuk datang ke sini. Begitu juga untuk keperluan sehari- hari hingga urusan sekolahnya,” ungkap Ahmad kepada Republika.co.id.
Ahmad menyampaikan, sekolah ini pendirianya digagas tiga instansi, antara lain Baznas, Yayasan Siti Hajar Sudjai, dan Qatar Charity. Sekolah ini juga menanggung biaya liburan siswanya. Menurut Ahmad, Hal itu dilakukan karena sekolah ini ingin mengadakan program pendidikan yang komprehensif.
Ahmad menyampaikan, siswa SMP Cendekia tetap diperbolehkan membawa uang pemberian orang tua. Hanya saja uang tersebut dapat digunakan untuk ditabung kepada pembina asrama. “Uang itu bisa digunakan siswa jika ingin jajan," ucapnya.
Siswa SMP Cendekia Baznas
Menurut Ahmad, SMP Cendekia Baznas tidak memberikan uang kepada siswa. “Kita memberikan fasilitas kepada siswa berupa snack, pelayanan makan sehari-hari, fasilitas sekolah, program pembinaan atau pelatihan dan workshop,” tutur Ahmad.
SMP Cendekia Baznas memberikan berbagai pelayanan sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Ahmad, siswa yang tidak memegang uang akan bercukupan saat tinggal di sekolah ini.
SMP Cendekia Baznas memiliki dua program belajar yakni Program SMP dan Program Sekolah Tahfiz. Siswa SMP yang baru terdiri atas kelas tujuh dan delapan jumlahnya mencapai 124 orang. Sedangkan sekolah Tahfiz jumlah siswanya mencapai 34 orang.
Sekolah yang berlokasi di Ahbabullah Center, Kampung Cirangkong, Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor ini memiliki 12 ruang kelas. “Setiap tingkatan ruang kelasnya dipisah antara laki-laki dan perempuan,” tutur Ahmad yang juga alumnus IPB.
Sekolah berbasis keagamaan ini memang memisahkan area aktivitas laki-laki dan perempuan. Siswa juga diharuskan tinggal di asrama yang berada di dalam area sekolah. Fasilitas lainnya yang tersedia yakni ladang pertanian, lapangan olahraga, laboratorium, ruang sarana pelatihan dan pengembangan, perpustakaan, serta klinik kesehatan.
Seorang siswa SMP Cendekia Baznas yang berasal dari Depok, Nayla Rahma Maulida, mengatakan, penerapan pembelajaran di sekolah tersebut menyenangkan. "Sekolah ini bisa mengoptimalkan potensi kita jadi bisa fokus,” ucap Nayla.
Siswa kelas delapan ini mengaku, menyukai aktivitas akademik di SMP Cendekia Baznas karena saat belajar akan diselingi dengan games. Dia juga menyenangi ekstrakurikuler olahraga petang.
SMP Cendekia Baznas, sekolah yang menampung siswa yatim dan dhuafa
Neyla mengaku tidak bosan meski tinggal di asrama. Karena di asrama juga ada program yang disukainya seperti student coach, yaumul quran dan outbound. Senada dengan Wakaseknya, Nayla yang bercita- cita menjadi juara olimpiade MIPA dan atlet olahraga petang ini berharap agar dia bisa mendapatkan beasiswa setelah lulus dari SMP Cendekia Baznas.