Selasa 29 Jan 2019 09:13 WIB

AS Masukkan Perusahaan Migas Venezuela ke Daftar Hitam

Sanksi AS akan menekan pemerintahan Maduro.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Ikustrasi krisis Venezuela.
Foto: Reuters
Ikustrasi krisis Venezuela.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat memasukkan perusahaan minyak dan gas bumi milik negara Venezuela ke dalam daftar hitam. Daftar itu dibuat sebagai bentuk upaya meningkatkan tekanan ekonomi dan diplomatik kepada presiden terpilih Venezuela Nicolas Maduro.

Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, seperti dilansir Anadolu Agency Selasa (29/1), mengatakan, sanksi akan segera dikenakan pada perusahaan eksportir migas milik negara Venezuela, Petroleos de Venezuela SA (PDVSA). Perusahaan ini adalah eksportir utama dari negara Amerika Selatan.

The Wall Street Journal pada Selasa (29/1) juga melaporkan, AS memberlakukan sanksi terhadap PDVSA sebagai langkah dramatis yang dirancang untuk mendukung oposisi dan melumpuhkan pemerintah Presiden Nicolás Maduro.

Sanksi terhadap Petróleos de Venezuela SA, merupakan upaya untuk menyalurkan pendapatan negara itu ke tangan pemimpin oposisi Juan Guaido.

Internal politik Venezuela sedang diguncang setelah Maduro terpilih kembali menjadi presiden untuk periode kedua selama enam tahun. Ia dilantik pada 10 Januari 2019 lalu.

Pihak oposisi yang dipimpin Guaido menganggap kemenangan Maduro penuh kecurangan dan penipuan dari asing. Mereka lalu memboikot dan berupaya mengkudeta.

Baca juga, Mengapa AS Terus Ngotot Ingin Jatuhkan Maduro?

Pada Rabu (23/1) kemarin, Presiden AS Donald Trump mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden interim negara itu. Maduro lantas membalas manuver AS itu dengan memutus hubungan diplomatik dengan AS. Maduro juga memberi waktu 72 jam bagi diplomat AS untuk meninggalkan Venezuela.

Pada Sabtu (26/1) yang lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah meminta Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai pemimpin sah negara itu.

Beberapa negara yang mendukung kepresidenan interim Guaido, selain AS, adalah Israel, Kanada, Brasil, Argentina, Chili, Kolombia, Kostarika, Ekuador, Guatemala, Panama, Paraguay, Bolivia, dan Meksiko.

Sedangkan negara yang tetap mendukung Maduro sebagai bentuk solidaritas, yaitu Rusia, Turki, Cina dan Iran. Adapun Inggris, Jerman, Prancis, dan Spanyol meminta Maduro mengumumkan pemilihan baru dalam delapan hari ke depan untuk meredakan krisis politik. Jika tidak mereka akan mengakui oposisi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement