Selasa 29 Jan 2019 18:58 WIB

Pembatasan Imigran di Australia Ancam Lapangan Kerja

Imigrasi jadi kontributor terbesar untuk pertumbuhan jumlah pekerjaan di Australia.

Red: Nur Aini
Pekerja kantoran di ibu kota Australia, Canberra.
Foto: ABC
Pekerja kantoran di ibu kota Australia, Canberra.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pakar ekonomi telah memeringatkan bahwa Pemerintah Australia menghadapi tantangan dalam memenuhi target pekerjaan baru jika membatasi imigrasi.

Pada Selasa (29/1), Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyampaikan janji pra-Pemilu di Brisbane untuk menciptakan 1,25 juta pekerjaan selama lima tahun ke depan. Langkah itu mengikuti janji serupa oleh Tony Abbott sebelum Pemilu 2013 untuk menciptakan 1 juta pekerjaan pada 2018.

Peter McDonald, Profesor Demografi Emeritus di Sekolah Kebijakan Publik Crawford, ANU, mengatakan itu adalah target yang "bisa dicapai". Menurutnya, proyeksi permintaan pasar tenaga kerja baru-baru ini, oleh Victoria University telah mengalokasikan tingkat permintaan yang sama.

Namun, ia juga mencatat imigrasi adalah kontributor terbesar untuk pertumbuhan jumlah pekerjaan di Australia sejak tahun 2013, lebih besar dari tren warga senior Australia yang tetap bekerja. Program imigrasi permanen berkurang dari sekitar 190 ribu menjadi hanya di atas 160 ribu dalam dua tahun terakhir. Tahun lalu, Morrison mengungkapkan bahwa kemungkinan penerimaan imigran harus tetap pada level baru yang lebih rendah seperti saat ini.