REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Setidaknya 500 ekor sapi telah mati, dan sebanyak 1.000 ekor diyakini berisiko mati di stasiun ternak di daerah Pilbara yang terpencil di Australia Barat.
Insiden ini adalah kejadian kedua hanya dalam waktu lebih dari sebulan setelah lebih dari 1.000 sapi mati di Stasiun Noonkanbah yang bersejarah di Kimberley selama Natal.
Kondisi panas dan kering telah begitu menantang bagi para peternak di Australia Barat bagian utara. Menteri Peternakan dan Pangan Australia Barat, Alannah MacTiernan, menggambarkan situasi Pilbara sebagai "kegagalan manajemen yang dahsyat".
"Jika Anda ingin mengelola peternakan, jika Anda ingin memiliki pemeliharaan hewan, Anda harus bertanggung jawab," katanya.
"Dan itu terlihat tidak ada manajemen aktif dari properti itu selama beberapa minggu terakhir."
Departemen Industri Primer dan Unit Kepatuhan Ternak Pengembangan Regional setempat sedang melakukan respons kesejahteraan hewan di properti itu, termasuk pengawasan udara dan darat untuk menilai kesejahteraan langsung ternak. MacTiernan mengatakan ia mengerti sebanyak 500 sapi telah mati, dengan sekitar 150 sapi disuntik mati setelah ditemukan dalam kondisi buruk.
Namun, survei udara telah menemukan sebanyak 1.000 sapi berada dalam risiko kematian karena kondisi mereka.
"Kami ingin menyelamatkan hewan-hewan ini di tempat yang kami bisa, tetapi mungkin akan mencapai angka seperti itu," kata MacTiernan.
"Tidak ada cukup makanan dan air untuk hewan-hewan ini."
Industri kecewa
Ketua Asosiasi Peternak Kimberley Pilbara (KPCA), David Stoate, mengatakan itu adalah insiden yang tidak ingin kembali dilihat industri. Ia mengatakan KPCA sangat ingin bekerja dengan Pemerintah Negara Bagian dan Dewan Lahan Peternakan (PLB) untuk menemukan solusi.
"(Solusi) bisa menemukan program praktik manajemen terbaik yang mendorong para peternak untuk menjaga lahan dan memiliki komponen kesejahteraan hewan," kata Stoate.
"Mungkin ada respons regulasi dari Dewan Lahan Peternakan atau Departemen Industri Primer terkait dengan kepemilikan stasiun tertentu."
Stoate percaya insentif yang mendorong para peternak untuk "melakukan hal yang benar" akan lebih baik daripada mengambil respon regulasi.
"Dewan Lahan Peternakan bisa kehilangan sewa. Itu penalti yang cukup berat," katanya.
Belum terkonfirmasi
Nama stasiun Pilbara belum dikonfirmasi karena batasnya melintasi sejumlah properti, termasuk daerah serapan air Aborijin. MacTiernan mengatakan ada kemungkinan stasiun peternakan Aborijin terlibat.
Ia mengatakan, pengelolaan properti ternak di bawah komunitas Aborijin telah diangkat sebagai tantangan pada konferensi peternakan Aborijin baru-baru ini.
"Kita harus mulai melihat dengan serius pada model di mana jumlah operasi peternakan aborijin dijalankan adalah model yang tepat atau bukan," sebutnya.
"Banyak warga Aborijin mengemukakan masalah ini sendiri kepada kami, dengan mengatakan sangat sulit untuk membuat keputusan bisnis yang harus anda buat dalam mengelola operasi seperti sebuah peternakan sapi di struktur komunitas [Aborigin]."
Konferensi peternakan Aborijin lainnya diharapkan akan diadakan di Australia Barat pada paruh pertama tahun 2019. Konferensi fokus pada tanggung jawab kesejahteraan hewan dan struktur manajemen properti peternakan Aborijin.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.