REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru yang dilakukan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menunjukan tingkat partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019 sangat tinggi. Hasil survei memprediksi sekitar 82,23 persen publik akan berpartisipasi dalam pemilu 2019.
Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yazid mengatakan tingginya tingkat partisipasi masyarakat karena dari tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemilu yang akan diselenggarakan 17 April 2019 juga tinggi. "Sebanyak 89,38 persen mengetahui akan diselenggarakannya Pemilu pada 17 April mendatang," katanya saat memaparkan hasil surveinya, di Jakarta, Selasa (29/1).
Menurutnya, tingginya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemilu 2019 berkorelasi terhadap tingginya partisipasi, yakni diprediksi sekitar 82,23 persen publik akan berpatisipasi dalam pemilu 2019. "Di sisa waktu yang ada semua pihak yakni KPU, Bawaslu, partai politik dan pemerintah bisa menggiatkan sosialisasi kepada publik sehingga dapat meningkatkan partisipasinya," ujarnya.
Tingginya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya lantaran sebanyak 77,33 persen beralasan bahwa memilih merupakan suatu kewajiban bagi seorang warga. Survei tersebut dilakukan pada 8 Januari-14 Januari 2019 secara proporsional di 34 provinsi yang punya hak pilih dalam Pilpres 17 April 2019, yaitu mereka yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah dan terdaftar di KPU sebagai pemilih ketika survei dilakukan.
Selanjutnya random di tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa, kampung/RW/RT, penyebaran wilayah di 50 persen perkotaan dan 50 persen pedesaan. Jumlah sample responden yang diambil sebanyak 2.100 orang yang dilakukan secara random sistematis, dengan margin of error sekitar 2,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling.