Rabu 30 Jan 2019 22:22 WIB

Kendala Rehabilitasi dan dan Rekonstruksi NTB

Para pengusaha mau membantu rehabilitasi dan rekonstruksi di NTB

Rep: M Nursyamsi/ Red: Agung Sasongko
Seorang perempuan berjalan dekat bangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk korban gempa di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Selasa (29/1/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang perempuan berjalan dekat bangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk korban gempa di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Selasa (29/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB IGB Sugihartha mengatakan peran penting pengusaha bangunan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi di NTB.

Ia menyampaikan, sebenarnya para pengusaha mau membantu rehabilitasi dan rekonstruksi di NTB, namun memiliki keraguan terkait pembayaran.

"Banyak keraguan, antara lain apakah sistem pembayaran dijamin, itu yang pengusaha masih sangat ragu. Dari sisi bisnis pengusaha, tidak menarik karena untungnya dalam tanda kutip kecil. Jadi mereka tidak tertarik, tapi kami selalu berusaha mengajak pengusaha ini untik berperan aktif," ujar Sugihartha usai rapat koordinasi rehabilitasi dan rekonstruksi di Kantor Pemprov NTB, Rabu (30/1).

Para pengusaha, lanjut dia, meminta adanya jaminan terkait masalah pembayaran. Pemerintah, kata dia, menegaskan kepada para pengusaha untuk tidak khawatir karena dana yang dialokasikan sudah dikirim ke rekening warga terdampak gempa. Dia menilai, percepatan pencairan dana ini akan mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan dilakukan para pengusaha.

"Kami masih menargetkan pada posisi kelompok besar yakni asosiasinya. Semisal Kadin, REI, Gapensi, mereka kan punya anggota, semisal REI kerjakan 5 ribu rumah nanti anggotanya yang kerjakan," katanya.

Dia menjelaskan, pengusaha ada yang sudah mempunyai tipe rumah tahan gempa sendiri, dan ada juga yang tidak. Bagi yang tidak, pemerintah telah menyediakan 11 pilihan rumah tahan gempa yang bisa dikerjakan.

"Target kita 58 ribu rumah bisa terselesaikan dua bulan ke depan, tentu pengusaha melihat bagaimana pembayarannya, kalau pembayarannya lebih cepat, melaksanakan kerjaannya juga lebih cepat," ungkap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement