Kamis 31 Jan 2019 05:00 WIB

‘Godaan’ Jalur Transjakarta Saat Jam Macet

Kamera ETLE tak bisa menindak kendaraan yang menerobos jalur Transjakarta

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bilal Ramadhan
Razia terhadap kendaraan yang menerobos masuk jalur Transjakarta di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista), Jakarta Timur, Selasa (29/1).
Foto: Rahma Sulistya/Republika
Razia terhadap kendaraan yang menerobos masuk jalur Transjakarta di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista), Jakarta Timur, Selasa (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, Tak banyak kata yang terlontar dari bibir para pengendara motor yang terjaring razia di jalur Transjakarta di Jalan Otto Islandar Dinata (Otista), Jakarta Timur pada Selasa (29/1) pagi. Memang pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB, merupakan waktu-waktu sibuk di mana orang-orang berangkat kerja.

Di jalan tersebut banyak pengendara motor yang terjaring razia, tak tanggung-tanggung jumlahnya hingga ratusan. Banyaknya pengendara motor yang masuk ke jalur Transjakarta, umumnya karena tergiur sepinya jalur tersebut. Berbanding terbalik dengan jalur biasa yang telah dipadati kendaraan.

Pagi itu, ada sebanyak 135 pengendara motor yang terjaring razia di Jalan Otista. Jumlah ini menurun dari razia yang dilakukan di hari sebelumnya yang telah menindak sebanyak 155 pengendara motor.

“Ada 135 pengendara yang kami razia, dengan barang bukti yang kami sita ada 95 SIM dan 60 STNK, total 135 tindakan,” kata Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Sutimin kepada Republika, Selasa (29/1) lalu.

Selain di Jalan Otista, razia juga dilakukan di Jalan DI Panjautan, Jakarta Timur. Pada razia tersebut ada sebanyak 60 pengendara yang terjaring razia. Sehingga dari keseluruhan titik hari ini, ada 215 pengendara motor yang terjaring razia di Jakarta Timur.

Salah satu pengendara motor, Gambar mengatakan, sudah menjadi hal lumrah jika para pengendara menerabas jalur Transjakarta. Bahkan mobil pun juga banyak yang kerap memasuki jalur tersebut, apalagi di jam-jam sibuk.

“Jalur Transjakarta memang menggoda di saat macet. Saya akui, saya pernah menerabas jalur Transjakarta juga tapi beruntungnya tidak pernah kena razia,” kata Gambar.

Memasang portal di ujung jalur Transjakarta memang dinilai sudah cukup berpengaruh, untuk menghindari pelanggar yang menerabas jalur tersebut. Namun portal tersebut belum terpasang di seluruh jalur.

“Bisa dijagain gitu, tapi harus benar-benar shifting, yang jaga ganti-ganti. Agar tidak ada kendaraan yang nyelonong masuk jalur Transjakarta,” kata Gambar.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf mengatakan razia cukup efektif untuk menekan jumlah pelanggar khususnya yang masuk ke jalur Transjakarta. Mengenai kamera elektronik atau ETLE apakah bisa membantu menerapkan penindakan tersebut, ia mengatakan hal tersebut belum bisa dilakukan.

“ETLE ini masih dikhususkan bagi pelanggar di persimpangan lampu merah. Kamera juga diarahkan ke jalan utama,” kata Yusuf.

Direktur Operasional PT Transjakarta, Daud Joseph, mengatakan data para penerabas jalur Transjakarta selalu didata setiap harinya. Kemudian sejumlah upaya untuk mengurangi pelanggaran di jalur Transjakarta juga telah dilakukan pihaknya.

“Seperti melakukan pembatasan secara infrastruktur (separator beton/MCB dan portal di mulut jalur), dan pemasangan rambu atau marka jalur Transjakarta di sepanjang koridor,” kata Daud kepada Republika.

Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah seringkali mengkampanyekan sterilisasi jalur Transjakarta melalui media cetak, dari mulut ke mulut, juga melalui media sosial. Selain itu, ada penjagaan oleh ratusan orang petugas Transjakarta, serta penindakan terhadap pelanggaran, bekerjasama dengan kepolisian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement