Kamis 31 Jan 2019 01:46 WIB

Polri Prioritaskan Pengamanan Pileg di Empat Daerah

Polri menilai ada potensi terjadi gesekan antarpedukung calon legislatif.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nur Aini
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes  Polri, Jakarta Selatan, Kamis (20/12).
Foto: Republika/Ijal Rosikhul Ilmi
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri memetakan empat daerah yang diprioritaskan untuk dilakukan pengamanan terkait pemilihan legislatif (pileg). Keempat daerah tersebut, yakni Sumatera Utara (Sumut), Yogyakarta-Solo, dan Sulawesi Selatan (Sulsel).

 

"(Kepolisian) bukan hanya fokus pengamanan pemilihan presiden, tapi justru tingkat kerawanan tinggi adalah Pileg. Karena antarparpol bersaing dalam menentukan kuota dan parliamentary threshold empat persen," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, di Gedung The Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (30/1).

 

Menurut Dedi, pada Pileg, ada potensi akan terjadinya gesekan antarpendukung para calon legislatif maupun partai politik. Hal tersebut, kata dia, perlu diantisipasi dengan baik. Setidaknya, ada empat daerah yang menjadi prioritas pengamanan Pileg yang telah ditetapkan oleh kepolisian.

 

"Sumatra Utara, Yogyakarta, Solo, dan Sulawesi Selatan. Empat daerah ini jadi titik fokus pengamanan, empat ini akan dibackup pengamanan Mabes Polri," tutur Dedi.

 

Kepolisian mewaspadai kemungkinan panasnya suasana pascapemilihan suara pada Pemilu 2019. Kepolisian juga mewaspadai kerawanan yang terjadi pada pemilihan legislatif (pileg).

"Agar setiap daerah memetakan kerawanan-kerawanan. Melakukan pencegahan jangan sampai terjadi aksi-aksi konflik, anarki, dan lain lain," ujar Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (29/1).

Tito juga menyebutkan, kepolisian juga mewaspadai kemungkinan panasnya suasana pascapengambilan suara. Kepolisian menyoroti bukan hanya pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres), tetapi juga Pileg. "Pileg ini selain kompetisi antarpartai juga kompetisi antarcaleg, bahkan di satu partai. Ini juga ada kerawanan, ini juga harus bisa kita mitigasi dan kita tenangkan," ujarnya.

Tito pun mengimbau seluruh tokoh masyarakat dan semua elemen partai untuk mengedepankan cara santun dalam berkampanye. Menurutnya, jika melakukan kampanye negatif, harus ingat ada batasnya yang bisa untuk ditolerir. "Lakukan positif campaign, kampanye tentang program dan keunggulan masing-masing. Kalau ada negatif campaign sebatas tertentu masih bisa kita tolerir," ujarnya.

Baca: Polri Petakan Wilayah Rawan Selama Pilpres dan Pileg 2019

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement