Kamis 31 Jan 2019 15:56 WIB

Rusia Ingin Mediasi Pemerintah dan Oposisi Venezuela

Lavrov menyayangkan sikap oposisi Venezuela yang enggan menjalin pembicaraan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Sergei Lavrov
Foto: EPA
Sergei Lavrov

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menyatakan siap memediasi pembicaraan antara pemerintah dan oposisi Venezuela. Kemungkinan itu sedang didiskusikan Moskow dengan Cina dan negara-negara Eropa serta Amerika Latin.

"Kami benar-benar ingin membantu menciptakan kondisi untuk dialog antara pemerintah dan oposisi. Kami sedang mendiskusikannya dengan mitra Venezuela kami, Cina, negara-negara Amerika Latin dan Eropa," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Rabu (30/1), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Baca Juga

Menurut Lavrov, telah ada beberapa gagasan yang muncul ke permukaan. "Ada inisiatif Uni Eropa untuk membentuk kelompok kontak atau penghubung. Komunitas Karibia (CARICOM) juga telah mengajukan beberapa inisiatif, ada pula beberapa gagasan yang telah muncul oleh Uruguay dan Meksiko," ucapnya.

Namun, hingga saat ini, belum pasti metode seperti apa yang akan dipilih untuk memediasi pemerintah dengan oposisi Venezuela. Lavrov hanya menegaskan semua inisiatif mediasi tidak boleh memihak dan harus melibatkan spektrum luas aktor internasional.

"Kami yakin menciptakan kondisi bagi Venezuela untuk membuat kesepakatan adalah satu-satunya tujuan yang mungkin. Jika upaya mediasi ditujukan untuk menentukan hasil pembicaraan, platform semacam itu tidak akan berguna," kata Lavrov.

Terlepas dari hal itu, Lavrov menyayangkan sikap oposisi Venezuela yang masih enggan menjalin pembicaraan. Berbeda dengan kubu pemerintah yang telah menyatakan siap dan bersedia melakukan negosiasi.

"Kami menyerukan oposisi untuk mengadopsi pendekatan konstruktif serupa dan meninggalkan bahasa ultimatum serta bertindak secara independen, dipandu oleh kepentingan rakyat Venezuela," ujar Lavrov.

Krisis politik di Venezuela terjadi setelah ratusan ribu warga di sana berdemonstrasi menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya. Majelis Nasional Venezuela kemudian menyatakan bahwa pemerintahan Maduro tidak sah.

Juan Guaido selaku pemimpin oposisi dan Majelis Nasional kemudian memproklamirkan dirinya sendiri sebagai presiden sementara negara tersebut. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS), Israel, dan Australia telah menyatakan dukungannya terhadap kepemimpinan Guaido. Sementara Rusia dan Cina mengecam intervensi asing dalam krisis politik yang sedang berlangsung di sana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement