REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor masih mengkaji trayek operasional bus sekolah gratis. Pengkajian itu dilakukan untuk mengefektifkan penggunaan bus sekolah gratis oleh pelajar.
Kepala Pengadministrasi Umum Dinas Perhubungan Kota Bogor, Endang Sutrisna, mengatakan, pengguna bus sekolah gratis ini hanya melayani pelajar SMP Negeri di kota Bogor. “Itu juga tidak semua pelajar SMP negeri yang bisa naik. Hanya pemegang kartu pengguna Bus Sekolah Gratis saja yang bisa naik,” ucap Endang, Kamis (31/1).
Bersamaan dengan pengadaan bus tersebut, Disdik Kota Bogor telah membagikan kartu pengguna bus sekolah gratis kepada pelajar SMP negeri dari keluarga kurang mampu. Endang menyampaikan, sejak bus sekolah gratis tersebut dioperasikan, penggunanya masih sangat sedikit. Bahkan pada hari pertamanya masih kosong penumpang. “Senin busnya masing kosong, Selasa ada dua penumpang, Rabu penumpangnya ada empat, dan hari Kamis ini ada tujuh penumpang,” ucapnya.
Endang mengatakan, pelajar gunakan bus tersebut ketika pagi hari saja. Endang mengatakan, salah satu sebab bus sekolah gratis itu sedikit penumpang karena ada ketidaksesuaian antara jam berangkat pelajar dengan keberangkatan bus.
“Sebelumnya kita sudah nanya ke Disdik, mayoritas pelajar itu masuknya jam 06.30 WIB dan 07.00 WIB. Terkadang ada pelajar yang karena rumahnya dekat dengan sekolah, dia jadi milih tidak ikut bus kalau memang jadwal bus itu lewat rumahnya terlalu pagi,” ucap Endang yang sudah menjadi petugas Dishub sejak 1997.
Endang juga mengatakan, bus sekolah gratis itu hanya beroperasi sekali jalan di setiap waktu pagi dan sore. “Karena tidak efektif kalau bus itu dioprasionalkan dua kali pada waktu pagi karena jam berangkat siswa diprediksi hanya pada jam 06.30- 07.00 WIB,” ucapnya.
Namun, Endang akan mengkaji operasional bus itu dapat dua kali jalan pada sorenya. Dia menilai hal itu masih memungkinkan dilakukan.
Endang masih belum mau mengatakan efektif atau tidaknya terkait perbedaan jalur trayek bus tersebut tiap harinya. “Saya belum bisa mengatakan hal itu efektif atau tidak. Kadisdik pinginnya walaupun bus itu ada dua, tapi semua siswa dapat merasakan. Makanya setiap hari jalur trayek bus itu berubah-ubah,” ucap Endang saat ditemui Republika.co.id di Kantor Dishub Kota Bogor Unit Terminal Merdeka.
Endang mengaku, terkadang bus sekolah gratis ini juga beroperasi tidak sesuai jadwal trayeknya. Hal itu sengaja dilakukan untuk mengkaji jalur mana saja yang optimal penggunaannya oleh pelajar.
Dishub Kota Bogor masih terus melakukan kajian dengan Disdik Kota Bogor, untuk bisa menentukan waktu dan trayek yang tepat untuk bisa dimanfaatkan pelajar. Ditargetkan dalam sebulan ini kajian operasional bus sekolah gratis akan masih digodok. “Target final kajian ini akan kita hasilkan setelah 4 minggu dari masa launching,” ujar Endang.