REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri menyampaikan duka mendalam atas berpulangnya mantan Kapolri Jenderal (Purn) Awaloedin Djamin. "Polri turut berduka yang mendalam atas meninggalnya Bapak Awaloedin," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Syahar Diantono di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (31/1).
Syahar mengatakan, Polri sangat kehilangan sosok Awaloedin karena jasa dan pengabdiannya yang besar untuk institusi Polri selama ini. "Beliau turut berjasa sangat besar bagi Polri dan mengabdikan dirinya untuk Polri. Pemikiran-pemikiran beliau banyak disumbangkan untuk kemajuan Polri," katanya.
Jenderal (Purn) Awaloedin Djamin lahir di Padang, Sumatra Barat, 26 September 1927. Awaloedin pernah menjadi anggota DPR Gotong Royong pada 1964-1966.
Ia pun dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet Ampera pada era Presiden Soeharto pada tahun 1966-1967. Pada 1970, pria asal Minang ini menjadi Direktur Lembaga Administrasi Negara. Selanjutnya pada 1976, Awaloedin ditunjuk menjadi Duta Besar RI untuk Jerman Barat.
Awaloedin pun tercatat menjabat sebagai Kepala Kepolisian RI pada periode 1978-1982. Awaloedin juga didapuk sebagai "Bapak Satpam Indonesia" karena dia mempelopori lahirnya Satuan Pengamanan (Satpam).
Kisah pengabdian Awaloedin untuk Polri dan Indonesia akhirnya terhenti karena sakit yang dideritanya. Ia pun menghembuskan nafas terakhirnya saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Kamis.
Jenazah Awaluddin akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jumat (1/2). Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dijadwalkan menjadi inspektur dalam upacara penghormatan pemakaman Awaloedin.