REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Setidaknya ada tiga amal yang harus dijadikan kebutuhan hidup. “Ada tiga amal yang merupakan sumber kebaikan. Karenanya, ketiga amal itu harus kita jadikan kebutuhan hidup,” kata Guru Besar IPB da UIKA Bogor, Prof Dr KH Didin Hafidhuddi MS, saat mengisi pengajian guru Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al Ikhlas, Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI), Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/2).
Dalam kesempatan tersebut, Prof Didin mengupas Alquran Surat Fathir ayat 29-30. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menginfakkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (ayat 29), agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (ayat 30).”
Berkaca pada ayat di atas, kata Kiai Didin, ada tiga hal yang harus dijadikan oleh Muslim sebagai kebutuhan hidup. “Ketiganya adalah membaca Alquran dengan tartil, mendirikan shalat di masjid secara berjamaah bagi laki-laki, dan menginfakkan sebagian rezeki dengan cara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan,” paparnya.
Ia menjelaskan, membaca Alquran dengan tartil mengandung tiga hal. Yakni membacanya, memahami isinya, dan tidak kalah pentingnya adalah melaksanakan pesan yg terkandung di dalamnya,” ujarnya.
Kiai Didin mengemukakan pentingnya kaum Muslimin membiasakan diri membaca Alquran sejak sedini mungkin. Ia menambahkan, Alquran merupakan rujukan pertama umat Islam. “Kebangkitan Islam itu akan terjadi kalau kaum Muslimin membiasakan diri dan mendekatkan diri kepada Allah dengan rajin membaca Alquran,” tuturnya.
Terkait berinfak, Kiai Didin menegaskan, orang suka berinfak adalah orang yang punya etos kerja tinggi. Tidak malas . “Orang yang suka berinfak adalah orang yang punya dedikasi tinggi. Tidak mengeluhkan apa yg dia terima dan selalu bersyukur kepada Allah SWT,” tutur Kiai Didin.