REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Hari Hijab Dunia jatuh pada hari ini, Jumat (1/2). Hari Hijab Dunia digagas pada 2013 untuk mendorong perempuan dari semua agama dan latar belakang memakai hijab sebagai bentuk dukungan kaum Muslimah
Pada 2017, Hari Hijab Dunia menjadi organisasi nirlaba, dengan misi memerangi diskriminasi terhadap kaum Muslimah melalui peningkatan kesadaran dan pendidikan, kata jejaring resmi organisasi itu. Menurut satu pernyataan dari organisasi non-pemerintah tersebut pada 20 Januari, slogan bagi Hari Hijab Dunia (WHD) 2019 ialah "Breaking Stereotypes. Shattering Boundaries", dengan tanda pagar #FreeInHijab.
"#FreeInHijab adalah tagar yang sangat diperlukan bagi situasi global kita saat ini, tempat perempuan yang berhijab dicap oleh media sebagai kaum tertindas dan secara simbolis terpenjara," kata Nazma Khan, pendiri acara tahunan itu kepada Kantor Berita Turki, Anadolu.
"Melalui tagar ini, perempuan didorong menyampaikan suara mereka untuk memakai hijab, sekaligus menepis salah pengertian umum," kata Nazma.
Nazma Khan mengatakan alasan di balik penciptaan hari itu ialah kesulitan yang ia hadapi gara-gara berhijab ketika tumbuh besar di New York City. "Saya terus dirundung di sekolah menengah dan sekolah menengah atas. Diskriminasi terjadi makin tinggi setelah 11/9," katanya.
Wanita Alabania mengenakan hijab di sela peringatan World Hijab Day di Tirana, Albania.
Ia mengenang serangan 11 September 2001 di AS. Nazma Khan mengatakan ada banyak tonggak sejarah dalam lima tahun belakangan ini. Salah satunya ialah pengakuan WHD oleh negara bagian New York pada 2017.
Pada tahun yang sama, Majelis Permusyawaratan Rakyat Inggris menjadi tuan rumah acara peringatan hari itu. Acara juga dihadiri Perdana Menteri Theresa May.
Pada 2018, Parlemen Skotlandia juga menjadi tuan rumah acara tiga hari untuk memperingati WHD. Filipina juga mengikuti langkah itu dengan mengumumkan 1 Februari sebagai Hari Hijab Nasional.
Pernyataan organisasi nirlaba tersebut pada 20 Januari mengatakan secara keseluruhan misi WHD ialah menciptakan dunia yang lebih damai, tempat warga global saling menghormati. "Terutama, WHD memusatkan perhatian pada memerangi kefanatikan, diskriminasi dan praduga terhadap Muslimah. Ini adalah yang paling penting pada saat ini, saat Hijab dilarang di sebagian negara sementara di negara lain, kaum Muslimah dijadikan sasaran dan dilecehkan secara lisan dan fisik," kata pernyataan itu.
Pernyataan tersebut menyampaikan beberapa contoh serangan atau bentuk penindasan dan diskriminasi yang dialami Muslimah yang memakai jilbab di berbagai wilayah di dunia. "Kita harus bangkit untuk memperjuangkan hak asasi kaum Muslimah," kata pernyataan tersebut.
Pernyataan itu juga mengundang kaum perempuan untuk memperlihatkan solidaritas mereka dengan memakai hijab (jilbab) atau menyiarkan gambar diri dengan memakai hijab dan bergabung dalam percakapan daring dengan menggunakan tagar #FreeInHijab dan #WorldHijabDay pada Jumat.