Sabtu 02 Feb 2019 16:31 WIB

AS akan Mundur dari Perjanjian Nuklir dengan Rusia

AS mempertimbangkan kembali keputusan itu jika Moskow patuh pada perjanjian.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Menlu AS Mike Pompeo
Foto: AP
Menlu AS Mike Pompeo

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) telah mengtakan akan menarik diri dari perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF) yang dijalin dengan Rusia dalam enam bulan. Washington akan mempertimbangkan kembali keputusannya jika Moskow mematuhi perjanjian tersebut. 

Saat mengumumkan hal itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan negaranya akan berhenti menganggap terikat dalam INF mulai Sabtu (2/2). Langkah itu dilakukan guna menekan Rusia agar bersedia mencapai kesepakatan baru dalam enam bulan. 

"Jika Rusia tidak kembali ke kepatuhan penuh dan dapat diverifikasi dengan perjanjian dalam waktu periode enam bulan, yakni dengan menghancurkan rudal dan peluncur mereka yang melanggar INF, perjanjian itu akan berakhir," kata Pompeo. 

Sebelum Pompeo mengumumkan hal itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah menyatakan penyesalan atas sikap AS yang seolah enggan melakukan perundingan. "Keengganan orang Amerika untuk mendengar argumen apa pun dan untuk mengadakan negosiasi substantif dengan kami menunjukkan bahwa keputusan untuk melanggar perjanjian ini diambil di Washington sejak lama," ujar Peskov. 

Sebelumnya Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov telah melakukan pembicaraan dengan Wakil Menteri AS untuk Kontrol Senjata dan Keamanan Internasional Andrea Thompson di Beijing, Cina, Kamis (31/1). Mereka bertemu di sela-sela pertemuan puncak lima kekuatan nuklir dunia. 

Baca juga, Perjanjian Nuklir AS-Rusia Terancam Bubar

Pertemuan Ryabkov dan Thompson yang sengaja dilakukan untuk mempertahankan perjanjian INF tak membuahkan hasil positif. Menurut Ryabkov AS memang tidak lagi berniat berada dalam perjanjian tersebut. 

"AS memberlakukan periode 60 hari di mana kami harus memenuhi ultimatum mereka. Saya menyimpulkan bahwa AS tidak mengharapkan keputusan apa pun dan semua ini adalah permainan yang dibuat untuk menutupi keputusan domestik mereka menarik diri dari perjanjian INF," kata Ryabkov, dikutip laman Sputnik. 

Pada 4 Desember tahun lalu, Pompeo mengatakan Rusia memiliki waktu 60 hari untuk mulai mematuhi perjanjian INF. Ultimatum diberikan setelah Washington mengumumkan niatnya mundur dari INF. 

AS menuding Rusia telah melanggar perjanjian INF dengan memiliki rudal 9M729. Moskow menyangkal tuduhan tersebut. Pada pertemuan pertengahan Januari lalu, Rusia mengklaim telah menawarkan agar para ahli AS melakukan inspeksi dan melihat langsung rudal 9M729. Tapi AS menolak tawaran tersebut. 

INF ditandatangani AS dan Uni Soviet pada 1987. Perjanjian tersebut melarang kedua belah pihak memproduksi atau memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement