REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Pendidikan Inggris, Nicholas John Gibb mengeluarkan larangan bagi siswa membawa gawai ke sekolah. Kepada BBC, menteri urusan standar sekolah ini mengatakan, sebelumnya pemerintah telah menerbitkan panduan baru untuk sekolah tentang keamanan internet, media sosial dan permainan online.
Melalui peraturan ini, diharapkan anak-anak dapat membatasi waktu yang mereka habiskan untuk berjelajah dunia maya. Menurut Gibb, sekolah memiliki kekuatan untuk membatasinya dengan melarang siswa membawa gawai ke sekolah.
Patsy Kane, kepala sekolah eksekutif di Education and Leadership Trust di Manchester, mengatakan, rencana Gibb dapat menghilangkan peran penting gawai untuk kegiatan belajar siswa. Kane mengatakan kepada BBC Breakfast, bahwa kepercayaan multiakademi mendorong penggunaan gawai yang bertanggung jawab selama pelajaran, dan guru berhak menyita gawai murid jika digunakan secara tidak tepat selama jam sekolah.
"Ada sejumlah aplikasi fantastis sekarang dan para siswa benar-benar termotivasi untuk menggunakannya," kata Kane.
Serikat pekerja kepala sekolah juga menyatakan keraguannya tentang larangan membawa gawai di sekolah itu. Namun Gibb mengatakan, telah banyak sekolah yang memutuskan melarang penggunaan gawai di ruang kelas, khususnya selama proses belajar mengajar berlangsung.
"Meskipun ini jelas merupakan masalah bagi kepala sekolah, pandangan saya sendiri adalah bahwa sekolah harus melarang murid mereka membawa ponsel ke sekolah atau ruang kelas," ujar Katie Ivens, dari Kampanye untuk Pendidikan Nyata.
Dia menyatakan dukungan atas larangan pengguna kan gawai di kelas, tetapi murid-murid harus tetap diperbolehkan membawa telepon ke dan dari sekolah untuk keselamatan. Kebijakan yang dikenal sebagai "pendidikan hubungan" ini akan mulai diwajibkan pada September 2020, dan sekolah-sekolah didorong untuk menerapkannya mulai September tahun ini.