Ahad 03 Feb 2019 09:05 WIB

Sejarah Hari Ini: Pesawat Antariksa Rusia Mendarat di Bulan

Pendaratan pesawat Rusia membuktikan permukaan bulan tidak ditutupi debu.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Sebuah satelit mengambil gambar permukaan bulan (ilustrasi)
Sebuah satelit mengambil gambar permukaan bulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pada 3 Februari 1966, Rusia melakukan pendaratan pertama pesawat ruang angkasa di Bulan. Diberi nama Luna 9, pesawat itu melakukan pendaratan pada 21.45 waktu Moskow.

Pesawat tersebut kemudian memotret lingkungan Bulan, namun foto-foto tidak dirilis Moskow sebab berbagai alasan. Pendaratan tersebut adalah pertama kalinya Bulan diamati dari permukaan bumi. Daerah yang dilihat adalah daerah sebelah barat kawah Reiner dan Marius di Samudra Badai.

BBC History menuliskan, pendaratan Luna 9 dikonfirmasi atas informasi dari foto-foto yang dikirim kembali oleh American Ranger yang menyelidiki permukaan Bulan. Gambar menunjukkan permukaan bulan tidak ditutupi dengan lapisan debu yang lembut seperti yang dipikirkan oleh beberapa astronom.

Bukti bahwa astronot yang mengunjungi Bulan tidak akan tenggelam dalam pasir apung yang berdebu akan memberikan dorongan tambahan pada persaingan negara-negara untuk mendaratkan manusia pertama di Bulan. Kemungkinan seorang pria Rusia di bulan pada tahun 1970 disebutkan oleh beberapa komentator. Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, seorang ilmuwan Soviet mengatakan, permukaan bulan tampak berbatu. "Tanah itu terbuat dari batu berpori gelap berwarna coklat seperti batu vulkanik atau lava," kata ilmuwan itu.

Sir Bernard Lovell, direktur Jodrell Bank, teleskop radio Inggris di Cheshire yang telah melacak roket Rusia, membayar upeti untuk pencapaian tersebut. "Ini adalah momen bersejarah. Ini adalah pencapaian terakhir diperlukan untuk pendaratan berawak di Bulan," ujar Lovell.

Rincian instrumen Luna 9 tetap dirahasiakan hingga kini. Meskipun diperkirakan mereka akan mampu merekam suhu, tekanan, dan sifat permukaan Bulan.

Salah satu hal yang akan diukur adalah kemampuan permukaan Bulan untuk mendukung benda berat, seperti pesawat ruang angkasa berpenumpang. Metode yang digunakan untuk mencapai pendaratan juga menjadi subjek beberapa spekulasi. Hal ini diyakini telah menggunakan koordinasi rumit dari roket retro untuk memperlambat pesawat ruang angkasa 3.000lb (1.360 kg) dari 6.000 mph (9.600 km per jam) menjadi enam mph (9,65 km per jam).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement