REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada pemandangan unik yang terjadi sebelum Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan rapat kerja dengan DPR. Basuki terlihat berbincang akrab dengan anggota DPR Tjatur Sapto Edy, di pelataran Gedung Nusantara DPR.
Mulanya mereka berbincang penuh canda, bak sahabat yang lama tak bertemu, bahkan sesekali terdengar tawa yang renyah dari keduanya.
Sejurus kemudian Tjatur terlihat berbincang serius sambil menunjukkan berkas kepada Basuki. Menteri PUPR itupun tampak juga melihat serius berkas yang ditunjukkan Tjatur.
Apa sebenarnya yang disampaikan Tjatur ke Menteri PUPR? Tjatur mengaku menemui Menteri PUPR untuk menyampaikan masalah di Maluku Utara, yaitu terkait dengan pembangunan rumah susun untuk ASN Maluku Utara di Sofifi.
Rumah susun yang dibangun untuk sekitar 100-an ASN di sana. “Rumah susun itu sudah selesai dibangun, namun belum diserahkan ke pemprov setempat. Dan kondisinya sangat memprihatinkan karena sudah mengalami kerusakan cukup,” papar Tjatur.
Pemprov Maluku Utara dalam posisi dilematis, karena ingin memperbaiki namun posisinya belum diserahkan ke mereka. Melalui Tjatur, Pemprov Maluku Utara meminta agar pemerintah pusat bisa menyelesaikan dan memperbaiki rumah susun tersebut. Sehingga bisa segera diserahterimakan ke Pemprov Maluku Utara.
“Atau diserah terimakan dulu, baru diperbaiki oleh Pemprov Maluku Utara. Tapi itu tak elok, masak serah terima dalam kondisi rusak,” papar calon anggota DPD dari dapil Makuku Utara tersebut. Tjatur menyarankan agar lebih baik kerusakannya diperbaiki, kemudian baru diserahkan ke Pemprov Maluku Utara.
Tjatur Sapto Edy berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Jika sudah bisa ditempati ASN di Maluku Utara, Tjatur berharap roda pemerintahan bisa berjalan efektif. Dengan begitu maka pelayanan terhadap masyarakat bisa berjalan baik.
Sofifi merupakan ibu kota Provinsi Maluku Utara yang baru. Sejak menjadi provinsi sendiri, ibu kota Maluku Utara sementara ada di Ternate. Dan saat ini telah dipindahkan dari Ternate ke Sofifi pada 2010.
Terkait alasan belum diserahkannya bangunan tersebut ke Pemprov Maluku Utara, Tjatur mengatakan ada komunikasi yang kurang lancar antara pengembang yang ditunjuk Kementerian PUPR dengan pemprov. Sehingga Pemprov Maluku Utara ragu untuk mengadukan masalah tersebut.
“Lalu mereka menyampaikan ke saya, dan saya langsung sampaikan ke Pak Menteri Basuki,” jelas Tjatur.
Setelah mendapat informasi darinya, Tjatur mengatakan Menteri PUPR akan segera merespon dengan cepat. Masalah itu akan segera ditindaklanjuti. “Saya berharap segera diperbaiki, dan secepatnya ada pertemuan antara Kementerian PUPR dengan Pemprov Maluku Utara,” paparnya.
Selain itu, Tjatur juga berharap Menteri Dalam Negeri untuk mempercepat penyiapan sarana dan prasarana di Sofifi. Saat ini, kata Tjatur, fungsi Sofifi sebagai ibu kota provinsi belum begitu optimal.
“Masih banyak yang di Ternate, dan masih banyak ASN yang tinggal di Ternate sehingga kurang efektif. Maluku Utara harus segera dipercepat kemajuannya, karena provinsi ini akan menjadi halaman depan NKRI menghadapi abad Pasifik,” ungkap Tjatur.