Ahad 03 Feb 2019 17:04 WIB

Pembangunan Masjid Taman Sriwedari Sudah 25 Persen

Akan dibangun menara setinggi 30 meter di setiap sudut.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebanyak 1.500 peserta dari 50 kabupaten/kota mengikuti karnaval Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dari depan Stadion Sriwedari Solo menuju Balai Kota Solo, Kamis (25/10).
Foto: Republika/Binti sholikah
Sebanyak 1.500 peserta dari 50 kabupaten/kota mengikuti karnaval Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dari depan Stadion Sriwedari Solo menuju Balai Kota Solo, Kamis (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Proses pembangunan Masjid Taman Sriwedari, Solo telah mencapai 25 persen per 26 Januari 2019. Bangunan utama masjid yang berlokasi di lahan bekas Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari tersebut sudah mulai kelihatan bentuknya. 

Wakil Sekretaris Panitia Pembangunan Masjid Taman Sriwedari, M Farid Sunarto memaparkan, nantinya di masjid tersebut akan ada lantai basement. Kemudian di masing-masing sudut akan dibangun menara penunjang. 

Bangunan menara penunjang kalau sudah jadi nantinya akan setinggi 30 meter di setiap sudut. Kemudian, di samping masjid juga dibangun guest house yang juga sudah terlihat bangunannya.

"Kemudian menara utama nanti setinggi 112 meter," kata dia. 

Selain itu, bangunan di lantai dasar memiliki beberapa ruang. Ruang-ruang tersebut bisa digunakan sebagai ruang serba guna oleh masyarakat. "Jadi ruangan ini nanti busa dipakai semacam pertemuan, rapat-rapat atau ijab qabul," ucapnya.

Wakil Wali Kota Solo sekaligus Ketua Panitia Pembangunan Masjid Taman Sriwedari, Achmad Purnomo, menyatakan, panitia pembangunan masjid masih menunggu kedatangan kayu ulin dari Kalimantan yang bakal dijadikan sirap masjid. Berdasarkan informasi yang dia terima, kayu ulin tersebut akan tiba pada pertengahan Februari 2019. 

Masjid yang dibangun di atas lahan dengan total luas 17 ribu meter persegi tersebut nantinya akan dilengkapi taman dan kolam untuk mempercantik kawasan Sriwedari. 

Purnomo menjelaskan, desain Masjid Taman Sriwedari berbeda dengan masjid pada umumnya. Umumnya, desain masjid berbentuk persegi dengan kubah di atasnya. Namun, desain Masjid Taman Sriwedari justru berbentuk joglo. 

"Desain joglo ini mengacu pada Masjid Demak," terang Purnomo. 

Di samping itu, pembangunan Masjid Taman Sriwedari menggunakan konsep go green atau ramah lingkungan. Sehingga diharapkan dapat mengembalikan kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi dan berkhasanan budaya. Sebelum dijadikan taman hiburan, kawasan Sriwedari dulunya merupakan kebon rojo atau Taman Raja Pakubuwono X. 

Konsep utama desain masjid yakni Jawa Klasik. Masjid Taman Sriwedari akan memiliki halaman luas tanpa pagar pembatas. "Selain untuk ibadah, Masjid Taman Sriwedari juga untuk wisata dan hiburan," imbuhnya. 

Terkait anggaran pembangunan, Purnomo menyatakan dana sumbangan pembangunan masjid terus mengalir dari para donatur. Donatur berasal dari perusahaan-perusahaan dan masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement