Senin 04 Feb 2019 12:53 WIB

Maduro Curigai Donald Trump Ingin Kuasai Venezuela

AS dinilai ingin mengeksploitasi sumber daya alam Venezuela.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Nicolas Maduro
Foto: AP Ariana Cubillos
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan Amerika Serikat ingin kembali ke abad ke-20 di mana saat itu sumber daya alam suatu negara dieksploitasi melalui kudeta yang didukung AS. Hal itu ia sampaikan untuk mengomentari sikap AS, ultimatum Eropa, dan kesiapan rakyat Venezuela untuk membela diri.

"Hentikan, hentikan, Donald Trump, Anda membuat kesalahan yang membuat Anda akan mendapatkan darah di tangan," kata Maduro dalam saluran televisi Spanyol, La Sexta, saat ditanya apa yang akan disampaikan kepada Presiden AS Donald Trump jika ada di depannya, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Senin (4/2).

Maduro menegaskan bahwa AS ingin mengeksploitasi sumber daya alam Venezuela. Tetapi keinginan AS itu tidak mungkin terjadi. Menurut, dia Amerika Latin dan Karibia tidak mungkin menjadi halaman belakang AS.

Maduro dalam kesempatan itu juga menanggapi ultimatum negara-negara Eropa, seperti Spanyol, Prancis, Jerman, Belgia, Belanda dan Inggris. Ultimatum itu terkait ancaman untuk mengakui Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela, sebagai presiden interim pada 5 Februari.

"Kami tidak menerima ultimatum siapa pun. Seperti yang saya katakan. Saya memberi Anda tujuh hari untuk mengenal Republik Catalonia atau saya akan mengambil tindakan. Kebijakan internasional tidak dapat didasarkan pada ultimatum," ucap Maduro, merujuk pada Catalonia Spanyol di mana gerakan separatis sedang berlangsung.

Terkait apakah di Venezuela akan terjadi perang saudara, Maduro mengatakan tidak ada yang bisa memberikan jawaban yang pasti untuk itu. Itu semua tergantung pada agresi AS dan aliansi Baratnya.

"Kami menjalani kehidupan sederhana di negara kami dan tidak ingin ada orang yang ikut campur dalam urusan internal kami. Kami sedang bersiap membela negara," katanya.

Maduro juga menambahkan, rakyat Venezuela telah mengorganisir milisi atas perintahnya yang terdiri dari 50 ribu personel terlatih. Namun menurutnya opsi militer ada di meja Trump.

"Apa yang harus dilakukan suatu negara? Haruskah setuju (dengan pendudukan)? 'Jika Anda menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang'. Tapi saya ingin mengatakan itu dengan cara lain, 'Jika Anda menginginkan kedamaian, bersiaplah membela diri'," tutur Maduro.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement