Senin 04 Feb 2019 13:09 WIB

Presiden Taiwan Sindir Cina dalam Pesan Tahun Baru Imlek

Presiden Taiwan menyinggung demokrasi Cina.

Red: Nur Aini
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen

REPUBLIKA.CO.ID, TAIWAN -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyindir kurangnya demokrasi di Cina dalam sebuah pesan untuk merayakan dimulainya Tahun Baru Imlek pada Selasa (5/2).

Dalam kesempatan itu Tsai mengatakan dia berharap etnik Cina di penjuru dunia bisa merasakan "berkah" demokrasi. Pemerintahan mandiri Taiwan adalah masalah sensitif bagi Cina, yang menganggap pulau itu sebagai bagain dari wilayahnya.

Presiden Cina Xi Jinping menerapkan lebih banyak tekanan terhadap pulau itu sejak Tsai menjadi presiden pada 2016. Tsai adalah kader partai prokemerdekaan Partai Demokratik Progresif.

Xi memulai 2019 dengan pidato yang memperingatkan bahwa Cina memiliki hak untuk menggunakan kekuatan untuk menyatukan Taiwan di bawah kendalinya, namun negara itu akan mengupayakan langkah damai untuk "reunifikasi." Dalam pesan yang diunggah pada Ahad malam di akun resmi media sosialnya, Tsai mengatakan Taiwan mampu mempertahankan tradisi budaya dan berkomitmen untuk memperkuat nilai-nilai kebebasan dan demokrasi.

"Mereka yang tinggal di tempat yang kurang demokratis tidak akan memahami komitmen ini. Kami berharap seluruh etnik Cina di penjuru dunia bisa merasakan berkah ini," kata Tsai, tanpa secara langsung menyebut Cina.

"Jadi, saya ingin membuat tiga harapan tahun baru bagi sahabat-sahabat etnik Cina kami baik di sini maupun di luar negeri. Saya berharap kalian semua dapat menikmati demokrasi, kebebasan, serta kemakmuran yang berkelanjutan."

Belum ada tanggapan dari Beijing terkait pesan tahun baru itu. Pidato tahun baru Xi, yang juga disampaikan pada Ahad, tidak menyebut Taiwan, terlepas dari harapan tahun baru bagi rakyat di pulau itu.

Taiwan bersiap menggelar pemilu presiden awal tahun depan. Partai naungan Tsai mengalami kekalahan telak dari partai Kuomintang dalam pemilu wali kota dan pemilu daerah November lalu.

Taiwan tampak tidak tertarik berada di bawah pemerintahan Cina, tempat Xi melakukan pembersihan terhadap para pembangkang sejak menjabat enam tahun lalu. Partai yang berkuasa Partai Komuninis Cina juga telah memperkuat kendalinya di berbagai lini kehidupan masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement