Selasa 05 Feb 2019 09:01 WIB

TKN: Ofensif Jokowi untuk Memberikan Optimisme Masyarakat

Meski sikap ofensif wajar, Jokowi disarankan untuk tetap menyampaikan prestasinya.

Ace Hasan Syadzily
Foto: Republika/Prayogi
Ace Hasan Syadzily

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebutkan pernyataan ofensif Jokowi merupakan cara untuk memberikan optimisme kepada masyarakat tentang Indonesia ke depan. Sebab, narasi pesimisme yang dibangun Prabowo-Sandiga selama kampanye dapat berakibat buruk bagi masa depan Indonesia.

Menurut Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, ofensif yang dilontarkan Jokowi beberapa hari ini merupakan bentuk serangan balik atas narasi pesimistis dan tanpa data yang dilontarkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ace mengaku Jokowi tak akan membiarkan narasi negatif itu masuk ke dalam pikiran masyarakat.

"Selagi kubu sebelah tetap menyerang kami dengan narasi pesimistis dan tanpa data-data yang objektif, tentu kami akan menanggapinya dengan serangan balik yang lebih tajam," kata Ace, di Jakarta, Senin (4/2). 

Jokowi, lanjut dia, ingin menegaskan bahwa kepemimpinannya ke depan lebih mengedepankan program-program yang konkret dan solutif dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang masih dihadapi bangsa saat ini. "Tidak hanya cukup menebarkan pesimisme dengan mengatakan Indonesia punah, bubar dan lain-lain," ujarnya.

Ia mengingatkan kubu Prabowo-Sandiaga tidak menyerang tanpa fakta dan data. Ia meminta prestasi Jokowi tak ditutupi demi alasan elektoral. 

"Rakyat harus diberikan pencerahan secara objektif, jangan disuguhi oleh informasi hoaks dan kebohongan," ujar Ace.

Sementara itu, pengamat politik The Habibie Center Bawono Kumoro mengatakan pernyataan ofensif yang disampaikan Jokowi beberapa waktu belakangan ini merupakan hal yang wajar. Ia menilai hal itu sebagai bentuk pertahanan atas sejumlah serangan yang diarahkan kepada Jokowi, salah satunya mengenai isu PKI.

"Ibarat sebuah pertandingan olahraga, melakukan serangan juga baik dilakukan sebagai sebuah bentuk mekanisme pertahanan diri. Apalagi selama ini, selama empat tahun ini, Presiden Jokowi seringkali mendapatkan serangan-serangan politik luar biasa," katanya. 

Bawono menambahkan, pernyataan ofensif yang dilontarkan Jokowi juga merupakan cara petahana memperlihatkan kepercayaan diri. Jokowi, kata dia, ingin terlihat memegang kendali kekuatan politik secara lebih riil saat ini dibandingkan tahun 2014 lalu.

Meski sikap ofensif merupakan hal yang wajar, Bawono mengingatkan Jokowi untuk tetap menyampaikan prestasinya kepada publik. Sebab, penyampaian prestasi lebih efektif untuk mendulang dukungan ketimbang pernyataan ofensif.

"Yang harus menjadi catatan adalah, jangan lupa untuk selalu menceritakan kisah-kisah sukses selama menjabat empat tahun sebagai Presiden dalam setiap kesempatan berpidato atau berbicara di hadapan publik. Inilah barang jualan lebih utama dari seorang petahana ketimbang serangan-serangan politik kepada kubu rival," kata Bawono. 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement