REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada 2019 ini menyiapkan belanja modal sebesar 4,2 miliar dolar Amerika. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan dari dana tersebut 60 persennya merupakan porsi untuk hulu migas, khususnya untuk pengeboran.
Nicke menjelaskan selain untuk melakukan pengeboran anggaran belanja modal tersebut juga rencananya akan dialokasikan untuk proyek modifikasi kilang. Proyek kilang yang akan dikebut pada tahun ini adalah Kilang Balikpapan dan Kilang Tuban.
"Kami memang disatu sisi tingkatkan di hulu untuk bisa jaga produksi. Sisanya yang kami prioritaskan adalah kilang," ujar Nicke di DPR, Senin (4/2) malam.
Seperti diketahui, konstruksi proyek revitalisasi Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur sudah dimulai. Kilang yang ditargetkan beroperasi pada 2023 tersebut dapat mengurangi impor solar hingga 17 persen.
Nicke telah menyampaikan progres proyek kilang itu kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/1). "Saya lapor saja progress-progress. Kilang Balikpapan, sudah mulai dibangun," kata Nicke.
Pembangunan konstruksi Kilang Balikpapan ini direncanakan sejak akhir tahun lalu oleh Pertamina. Pembangunan konstruksi Kilang Balikpapan tersebut bekerja sama dengan empat kontraktor, yakni SK Engineering & Construction Co. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk.
Selain di Balikpapan, Pertamina memiliki proyek kilang di Tuban. Saat ini progres masih tahap pembebasan lahan. “Ada lahan warga, dan ada lahan pemerintah. Kami komunikasi dengan warga. Ini kan untuk meningkatkan ekonomi daerah juga dan lapangan pekerjaan,” ujar dia.