REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sejumlah wilayah di Kota Manado, Sulawesi Utara diterjang banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Lima kecamatan terdampak banjir dan longsor, yakni Kecamatan Wanea, Mapanget, Singkil, Paal Dua dan Wenang.
"Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melakukan respons cepat, tepat dan terkoordinasi untuk membantu masyarakat saat terjadi bencana. DMC Dompet Dhuafa didukung relawan yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai ujung tombak dalam penanggulangan darurat bencana," kata Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, drg Imam Rullyawan kepada Republika.co.id Selasa (5/2).
Imam mengatakan, Dompet Dhuafa bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam membantu para korban banjir dan longsor. Hingga hari ini pembersihan fasilitas umum terus dilanjutkan. Dompet Dhuafa juga mengoperasionalkan dapur umum dan pos hangat di Ponpes Darul Istiqamah untuk memberi dukungan logistik.
Sementara, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengoperasionalkan tiga posko tanggap darurat banjir yang berlokasi di lobi kantor gubernur, Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan.
Imam menyampaikan, data sementara Pemerintah Kota Manado menginformasikan masyarakat terdampak banjir dan longsor pada Jumat (1/2) sebanyak 7.818 jiwa atau 2.201 keluarga.
Empat jiwa meninggal dunia yakni dua korban longsor dan dua korban banjir. "Sebanyak 1.130 bagunan terendam air, rusak dan hanyut di delapan kecamatan dan 23 kelurahan di Kota Manado," ujarnya.
Bahkan akibat cuaca buruk dan banjir yang melanda Kota Manado, sebanyak empat penerbangan batal mendarat. Beberapa penerbangan tujuan Manado terpaksa dialihkan dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado ke Bandara Jalaludin Gorontalo.