REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Arya Sinulingga kembali menyinggung metode firehouse of falsehood yang digunakan oposisi untuk menyerang calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi). Dia mengatakan, capres nomor urut 01 memiliki data dan fakta untuk mengonfirmasi berita bohong yang beredar.
“Jadi ini adalah metode yang menakut-nakuti orang, karena takut makanya milih salah satunya itu yang diinfokan oleh Pak Jokowi dan Pak Jokowi bicara begitu saya rasa tidak main-main, beliau seorang presiden dan pasti mengetahui data-data itu,” kata Arya Sinulingga di Jakarta, Selasa (5/2).
Politisi Perindo ini mengatakan, Firehouse of Falsehood atau biasa dikenal sebagai Propaganda Rusia merupakan cara licik yang digunakan beberapa negara untuk menghancurkan sistem pemerintahan. Dia melanjutkan, metode tersebut kerap menghembuskan tema-tema yang menyebarkan keburukan-keburukan.
“Ada beberapa tema yang selalu diserang, PKI, di utang padahal itu enggak benar semua harga naik, ekonomi semakin hancur Indonesia menuju keburukan itulah metode-metode yang dipakai,” katanya.
Sebelumnya, capres Jokowi sempat menyinggung teori propaganda Rusia dilakukan dengan menyemburkan dusta atau hoaks sebanyak-banyaknya untuk membuat masyarakat ragu. Pernyataan itu dilontarkan saat Jokowi tengah berpidato di Pabrik Gula Colomadu, Solo.
Tuduhan keterlibatan pihak Rusia dalam salah satu tim kampanye muncul saat capres nomor urut 02 menyampaikan pidato kebangsaan pada Senin (14/1) lalu. Saat itu, muncul video viral Prabowo berjalan dengan pria asing yang diduga konsultan politik Amerika Serikat Rob Allyn, wakil duta besar Rusia untuk Indonesia, hingga pengusaha Rusia Ariel Israilov. Belakangan, kedubes Rusia telah membantah pria tersebut wakil duta besar mereka di Indonesia.