REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 sebesar 5,17 persen. Angka itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 yang sebesar 5,07 persen.
Sementara, Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2018 adalah sebesar 5,18 persen (yoy). Angka itu melambat tipis dibandingkan kuartal IV 2017 yang sebesar 5,19 persen (yoy).
"Ini pertumbuhan ekonomi terbaik sejak 2014. Di tengah kondisi ekonomi global tidak tentu arah dan harga komoditas yang mengalami penurunan ini capaian yang cukup menggembirakan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/1).
Suhariyanto menyampaikan, pertumbuhan ekonomi pada 2014 adalah sebesar 5,01 persen, kemudian pada 2015 melambat menjadi sebesar 4,88 persen, pada 2016 sebesar 5,03 persen, dan pada 2017 sebesar 5,07 persen.
Berdasarkan pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,05 persen dan menjadi motor utama penggerak ekonomi dengan porsi sebesar 55,74 persen. Kemudian, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 6,67 persen dengan porsi sebesar 32,29 persen. Konsumsi pemerintah tumbuh 4,8 persen dengan porsi sebesar 8,98 persen. Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,08 persen namun porsinya hanya 1,22 persen dari perekonomian.
Ekspor mengalami pertumbuhan sebesar 6,48 persen namun terkoreksi pertumbuhan impor yang lebih tinggi yakni sebesar 12,04 persen.