REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) menyelenggarakan Outlook Ekonomi dan lnvestasi Indonesia 2019, Rabu (6/2). Acara tersebut merupakan kerja sama dengan Kamar Dagang Eropa di Indonesia (EuroCham) untuk memupuk konfiden investor Eropa pada kondisi ekonomi Indonesia.
Menteri Industri Republik Indonesia, Airlangga Hartanto mengatakan badai pada 2018 telah berlalu. Ia optimistis 2019 akan terjadi rebound investasi dan perkembangan ekonomi. Seiring dengan perbaikan regulasi dan peningkatan kualitas industri.
"Saya optimistis pada 2019 di semester kedua akan ada rebound, sudah terlihat investasi kembali masuk, konfiden pasar kembali tinggi," kata dia di Gedung BKPM.
Acara hari ini mengulas investasi yang diharapkan dan perkembangan ekonomi di Indonesia pada tahun ini. Secara khusus, acara menyoroti peran perkembangan teknologi terhadap daya saing industri nasional.
Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) dan Kamar Dagang Eropa di Indonesia (EuroCham) menyelenggarakan Outlook Ekonomi dan lnvestasi Indonesia 2019, di Gedung BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (6/2).
Airlangga mengatakan pemerintah juga fokus untuk mempersiapkan perusahaan di Indonesia menuju industri 4.0. Digitalisasi akan menjadi inti dari reformasi di segala sektor, mulai dari pemerintah hingga korporasi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong mengatakan Indonesia masih jadi negara tujuan investasi yang menarik bagi perusahaan-perusahaan Eropa. Saat ini Uni Eropa adalah investor terbesar keempat di Indonesia.
Ia menyampaikan tahun ini hubungan kedua pihak akan semakin erat. Selama ini investasi perusahaan Eropa di Indonesia telah banyak mendukung industri nasional.
"Investor Eropa biasanya membawa serta teknologi mutakhir yang juga dapat diterapkan oleh industri Iokal, hal ini sejalan dengan fokus pemerintah yang hendak menjadikan industri Indonesia 4.0," kata dia.
Hadir dalam acara, perwakilan Badan Eksekutif EuroCham Roelof Lamberts Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend. Vincent secara khusus menggarisbawahi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Uni Eropa Indonesia (l-EU CEPA).
"Program kerja sama yang saat ini sedang dalam tahap negosiasi dengan pemerintah Indonesia itu menjanjikan beragam kesempatan bagi Indonesia dan Uni Eropa dan dapat lebih mendorong pembangunan ekonomi Indonesia," kata Vincent.
Menurutnya, I-EU CEPA akan memberikan kerangka kerja yang Iebih kuat bagi perdagangan bilateral, dan hubungan investasi, serta menciptakan akses pasar baru untuk UE dan Indonesia. Perjanjian juga akan membawa investasi modal dan transfer teknologi canggih serta pengetahuan yang penting bagi pengembangan keterampilan sumber daya munusia di Indonesia.