REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan ekonomi 2018 yang sebesar 5,17 persen berkat dorongan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi. Kendati demikian, dia mengakui kinerja ekspor melambat sehingga berdampak negatif pada kondisi neto ekspor dalam pertumbuhan ekonomi.
"Ekonomi kita itu pertumbuhan konsumsinya sama pembentukan modalnya (investasi) lumayan baik. Kita tahu ekspornya agak melambat sehingga ekspor dikurang impor dampaknya tidak bagus," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Rabu (6/2).
Berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan konsumsi rumah tangga berhasil kembali ke level 5 persenan atau tepatnya 5,05 persen. Pada 2017, pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya sebesar 4,94 persen.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 6,67 persen pada 2018. Sementara, pertumbuhan investasi 2017 sebesar 6,15 persen.
Ekspor pada 2018 tumbuh 6,48 persen namun terkoreksi pertumbuhan impor yang lebih tinggi yakni sebesar 12,04 persen.
Darmin menekankan, pemerintah akan meningkatkan kinerja untuk bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,3 persen. Salah satu yang disiapkan yakni kebijakan dalam pengembangan ekspor.
"Kita akan fokus dulu kepada prosedur-prosedur ekspor dan logistik. Kemudian, itu pun industrinya belum akan cepat, kita masih memperbaiki apa yang ada saja dulu, pokoknya mendorong, memberikan dukungan, supaya ekspornya membaik tapi ya sembari begitu kita akan urusi industrinya," kata Darmin.