Rabu 06 Feb 2019 17:28 WIB

Distan Purwakarta Tanam 100 Varietas Padi Gogo

Salah satu tujuan penanaman padi gogo untuk melestarikan plasma nutfah.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Gita Amanda
Petani mitra kerja Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta, sedang mengolah lahan seluas 5.600 meter di kawasan Tajug Gede Cilodong, untuk dijadikan areal perkebunan padi gogo, Rabu (6/2).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Petani mitra kerja Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta, sedang mengolah lahan seluas 5.600 meter di kawasan Tajug Gede Cilodong, untuk dijadikan areal perkebunan padi gogo, Rabu (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta, menanam 100 varietas padi gogo di lahan milik Tajug Gede Cilodong. Dari 100 varietas itu, salah satunya merupakan benih padi buhun yang usianya mencapai 58 tahun. Salah satu tujuan penanaman padi gogo ini, untuk melestarikan plasma nutfah.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan tanaman padi gogo ini akan menjadi show window atau etalase pertanian di Kabupaten Purwakarta. Sebab, selain untuk melestarikan plasma nutfah, areal perkebunan padi ini akan menjadi laboratorium mini bagi petani milenial dan pelajar.

"Area ini, terbuka untuk siapa saja. Terutama, bagi generasi milenial yang tertarik di bidang pertanian," ujar Agus, kepada Republika.co.id, Rabu (6/2).

Agus menuturkan, padi gogo ini ditanam di lahan seluas 5.600 meter. Masing-masing, varietas ditanam di lahan 20 meter. Dari 100 varietas ini, ada beberapa di antaranya varietas lokal yang ditangkar petani. Salah satunya, varietas seribu satu malam yang dilepas sejak 1961 yang lalu.

Varietas seribu satu malam ini, salah satu benih padi buhun yang sudah sangat jarang diperoleh saat ini. Karena itu, areal ini menjadi laboratorium mini untuk wilayah Purwakarta. Sebab, varietas yang ditanamnya, merupakan benih padi yang sudah sangat jarang diperoleh.

Selain itu, lanjut Agus, dengan adanya penanam padi gogo ini, diharapkan masyarakat terutama petani muda, untuk lebih tertarik lagi berbudidaya padi. Sebab, padi gogo ini banyak keunggulannya. Salah satunya, dari kualitas dan kandungan gizinya.

Meskipun, sambung dia, ada kelemahannya. Yaitu, waktu tanam padi gogo jauh lebih lama ketimbang padi irigasi. Kalau untuk padi irigasi, rata-rata dari mulai tanam sampai panen, berlangasung selama tiga bulan atau lebih dari 100 hari.

Tetapi, untuk padi gogo, paling singkat ditanam empat bulan. Adapun, umur yang paling panjang sampai delapan bulan. Namun, padi ini kualitasnya jauh lebih baik ketimbang padi yang usia tanamnya pendek.

Agus menyebutkan, sebenarnya penanaman padi gogo ini terlambat. Seharusnya, sudah ditanam sejak awal Januari kemarin. Salah satu penyebab keterlambatan tanamnya, karena memeroleh varietasnya yang susah. Terutama, varietas buhun.

Karena itu, untuk mengantisipasi kekurangan pasokan air, pihaknya telah menyiapkan dua unit pompa. Serta, membuat saluran irigasi yang dilengkapi dengan springkle water serta telah disesuaikan dengan tata letak penanaman yang telah ditentukan.

"Untuk memudahkan informasi terhadap pengungjung, kami juga menyediakan papan nama di masing-masing petakan tanaman padi itu," ujarnya.

Sementara itu, Pendamping Upsus Pajale Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Hendra Gunawan, sangat mengapresiasi dengan adanya etalase pertanian di Kabupaten Purwakarta ini. Apalagi, etalase ini baru pertama ada di wilayah ini.

"Kami juga akan memonitor dan melaporkan, upaya penanaman padi gogo ini ke pusat. Apalagi, area ini jadi pusat edukasi bagi petani milenial dan pelajar," ujarnya.

Secara terpisah, Ketua DKM Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi, mengatakan, padi gogo ini bukan hanya untuk kebutuhan konsumsi. Namun, memiliki nilai estetika. Mengingat, tradisi masyarakat sunda, dari dulu telah menanam padi gogo.

"Saat ini, kita kembangkan lagi supaya petani tertarik menanam padi gogo. Sebab, ini sudah jadi tradisi menanam yang diwariskan nenek moyang dahulu," ujar Dedi.

Menurutnya, dengan adanya areal perkebunan padi gogo ini, bisa menimbulkan harapan baru. Yaitu, dengan adanya perkebunan padi, maka akan tumbuh pepohonan lainnya. Bahkan, bisa menjadi hutan. Jadi, budidaya padi gogo ini akan melestarikan hutan dan lingkungan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement