REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Paypal memblokir segala aktivitas aktivis sayap kanan Amerika, Laura Loomer, pada Selasa (5/2). Hal ini menjadikannya sebagai figur sayap kanan terbaru yang akan dilarang oleh platform pembayaran dan pendanaan online.
Larangan itu merupakan pukulan lain bagi Loomer yang telah dicampakkan dari sejumlah platform teknologi lainnya, termasuk Venmo dan GoFundMe atas serangan terhadap Muslim yang mencakup seruan agar Muslim dilarang bekerja di perusahaan transportasi daring.
Sebelum larangan, Loomer sering meminta penggemarnya untuk mendukungnya dengan kontribusi ke akun Paypal-nya. Ia mengklaim bahwa dia mengumpulkan 40 ribu dolar AS dalam utang kredit untuk mengejar aktivisme pro-Trump.
Seorang juru bicara Paypal mengonfirmasi bahwa Loomer telah dilarang dari situs. Saat diminta komentar, Loomer melontarkan sumpah serapah, dilansir dari laman The Daily Beast, Rabu (6/2).
Dalam sebuah posting Instagram tentang larangan Paypal, Loomer menyalahkan pengusirannya dari platform pada kisah Right Wing Watch yang merinci hubungannya dengan United West, sebuah kelompok anti-Muslim yang telah ditetapkan sebagai kelompok kebencian oleh Southern Poverty Law Center.
Pada posnya, Loomer mengeluh bahwa ia telah dilarang dari Uber, Lyft, dan Uber Eats, larangan yang diterima setelah mengeluhkan Muslim diizinkan bekerja untuk perusahaan-perusahaan itu.
Sejak diusir dari Twitter pada November, Loomer telah beralih ke serangkaian aksi menarik untuk mendapatkan namanya disebutkan di media sosial. Tak lama setelah larangan berkicau di Twitter, Loomer merantai dirinya sendiri di pintu masuk kantor Twitter di New York.