REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri menyebutkan, sampai saat ini belum ada data ilmiah yang menyatakan dua orang pelaku pemboman gereja di Jolo, Filipina, merupakan warga negara Indonesia (WNI). Saat ini, tim gabungan dari Densus 88 Antiteror dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah berangkat ke Filipina.
"Sampai detik ini belum ada konfirmasi secara ilmiah, DNA dan lainnya, yang mengonfirmasi kalau itu benar WNI. Tunggu saja, nanti akan disampaikan ke publik," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (7/2).
Menurut Iqbal, perwakilan dari Indonesia sudab diterima oleh Wakil Kepala Kepolisian Filipina. Selain tim gabungan dari Densus 88 Antiteror dan BNPT, perwakilan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Luar Negeri sudah lebih dulu berangkat ke Filipina.
"Sudah ada disana dan ini kita ingin menunjukan sinergi antarlembaga dan upaya responsif atas kejadian ini," ungkap Iqbal.
Sebelumnya diberitakan, kepolisian tengah mempersiapkan tim untuk melakukan verifikasi ke Filipina. Hingga saat ini, belum ada kepastian data soal apakah dua pelaku teror bom bunuh diri di Jolo, Filipina, merupakan WNI atau bukan.
"Sedang dipersiapkan (tim verivikasi)," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Syahar Diantono, di Jakarta, Rabu (6/2).
Menurut Syahar, sampai saat ini belum ada kepastian data terkait benar atau tidaknya pelaku teror bom bunuh diri di Filipina itu WNI atau bukan. Karena itu, Polri siap menurunkan tim verifikasi ke Filipina.
"Dari Polri juga siap menurunkan tim verifikasi ke sana. Manakala kordinasi sudah oke, akan diberangkatkan untuk membantu," katanya.