REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sosialisasi program pencegahan korupsi melalui training of traininer (TOT) Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/1). Kegiatan ini digelar untuk menambah ratusan agen saya perempuan anti korupsi, sehingga kedepannya bisa lebih gencar untuk mencegah korupsi di lingkungan Kemenag.
Irjen Kemenag sekaligus Sekjen Kemenag, Nur Kholis Setiawan mengatakan, para peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan angkatan kedua agen SPAK. "Ini dalam rangka menambahkan kader saya perempuan anti korupsi, di mana peserta hari ini berjumlah 140 orang," ujar Nur Kholis saat sambutan dalam acara tersebut, Kamis (7/2).
Nur Kholis menuturkan, 140 peserta tersebut terdiri dari istri para pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), kaum ibu yang menjadi pimpinan PTKN, serta pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag yang belum mengikuti TOT sebelumnya.
"Di akhir kegiatan ini, Kemenag nantinya akan memiliki 270 agen saya perempuan anti korupsi," ucap Nur Kholis.
Dia mengakui jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah pegawai satuan kerja di Kemenag. Namun, Nur Kholis yakin dengan bertambahnya agen SPAK tersebut akan dapat mencegah perilaku koruptif di Kemenag.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dengan memukul gong. Saat meresmikan, Lukman tampak didampingi Nur Kholis dan juga Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan.
Dalam sambutannya, Lukman berharap kedepannya di Kemenag tidak hanya terdapat gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi, tapi juga ada gerakan pegawai anti korupsi. Bahkan, Lukman juga berharap adanya gerakan pejabat anti korupsi.
"Saya yang ingin P-nya itu tidak hanya perempuan, karena sesunguhnya tidak hanya perempuan yang anti korupsi," kata Lukman saat membuka kegiatan tersebut.
Lukman mengatakan, karena bukan penegak hukum seperti KPK, Kemenag hanya dituntut untuk melakukan pencegahan korupsi. Ketika berbicara pencegahan, kata Lukman, maka pembinaan keluarga sangat penting, sehingga selama ini Kemenag juga menggencarkan program pra nikah untuk membangun keluarga yang unggul.
"Kita dituntut untuk melakukan pencegahan pada sisi previntifnya. Dan ketika kita melaksanakan pencegahan itu basisnya adalah keluarga," jelas Lukman.