REPUBLIKA.CO.ID, GENOA -- Pelatih Genoa Cesare Prandelli mengungkapkan rasa kecewanya di masa lalu di saat dirinya berpeluang melatih klub raksasa Italia Juventus. Prandelli tergolong pelatih bertangan dingin ketika menukangi Fiorentina sejak 2005 sampai 2010.
Prandelli membawa La Viola menjadi klub kuda hitam yang ditakuti tim raksasa. Puncaknya, Prandelli membawa Fiorentina lolos ke babak penyisihan grup Liga Champions pada musim 2008/2009.
Di saat namanya sedang berkibar, Prandelli nyaris saja bergabung dengan Juventus yang kala itu masih berjuang bangkit pasca-terdegradasi ke Serie B akibat kasus calciopoli (suap). Tapi Fiorentina tidak merestui kepindahan Prandelli ke Turin karena merasa Bianconeri sangat tidak disukai fan La Viola.
Fiorentina malah lebih ikhlas melepas Prandelli melatih tim nasional Italia menggantikan Marcelo Lippi yang gagal di Piala Dunia 2010. Prandelli sukses membawa Italia menjadi runner-up Piala Eropa 2012.
Sekarang penyesalan datang dari lubuk hati Prandelli. Ia merasa terlalu cepat menerima tawaran melatih tim nasional.
"Fiorentina terlalu cepat mengawinkan saya dengan tim nasional Italia. Padahal saya sudah sangat dekat untuk pindah ke Juventus," kata Prandelli dikutip dari Football Italia, Kamis (7/2).
Prandelli bukanlah orang baru buat Juventus. Saat masih jadi pemain, Prandelli memperkuat Juventus sejak tahun 1979 sampai 1985. Prandelli pernah membawa Juventus meraih tiga scudetto Serie A, satu Liga Champions, satu Copa Italia, dan satu Piala Winners.
Setelah selesai melatih Italia, Prandelli seakan meredup. Pasca-meletakkan jabatannya sebagai pelatih kepala Gli Azzurri, Prandelli membesut Galatasaray, Al Nasr, Valencia, dan sekarang Genoa. Tapi Prandelli tidak lagi bersinar seperti saat di Fiorentina. "Tidak ada orang Italia yang bisa menolak panggilan melatih Italia. Tapi saya merasa terlalu cepat," ujar pelatih yang sudah berusia 61 tahun tersebut.