REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Gempa yang terjadi Kamis, pukul 17:03:07 WIB pada 54 kilometer arah Timur Laut Kota Daruba, Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara pada kedalaman 13 kilometer dikategorikan dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Laut Filipina ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar oblique naik (oblique thrust fault). Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Daruba Morotai dan Tobelo dengan kekuatan sebesar III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Triyono mengemukakan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 17.18 WIB, monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar dia. Ia berpesan agar masyarakat mendapatkan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Pukul 17.03.07 WIB, wilayah Laut Filipina diguncang gempa bumi tektonik M=5,2 (dimutakhirkan). Episenter gempa terletak pada koordinat 2,27 LU dan 128,75 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 54 kilometer arah Timur Laut Kota Daruba.