REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengingatkan agar industri media, terutama media cetak, untuk tidak mengkhawatirkan digitalisasi yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. Dia meyakini, industri media bisa terus bertahan, meskipun era digitalisasi terus berkembang.
Namun demikian, kata dia, ada syarat yang harus dipenuhi agar industri media tersebut bisa terbus bertahan di tengah gempuran kemajuan digital. Kunci yang dimaksud adalah inovasi dalam bidang konten yang disajikan. Agar inovasi tersebut bisa dilakukan, menurutnya industri media memerlukan sumber daya manusia tangguh, dan profesional.
"Dalam industri media, pers, pemberitaan, yang ada saat ini, kuncinya adalah konten. Konten itu bergantung pada kemampuan sumber daya manusia, kuncinya adalah profesionalisme," kata Rudiantara dalam acara Konvensi Nasional Media Massa, dalam rangkaian peringatan HPN 2019, yang digelar di Sheraton Hotel Surabaya, Jumat (8/2).
Rudiantara melanjutkan, perubahan dari media cetak ke media elektronik, kemudian ke media sosial, itu sesuatu hal yang tidak bisa dihindari. Namun demikian, kata dia, apapun platformnya, masyarakat tetap akan bisa menerima selama konten yang disajikan benar-benar bagus.
"Jangan khawatir mengenai digitalisasi. Digitalisasi itu hanya alat. Jangan terlalu memusingkan teknologi. Teknologi ini harus kita manfaatkan," ujar Rudiantara.
Rudiantara juga mengungkapkan, perkembangan startup usaha dalam era digilasisasi, belum melahirkan entrepreneur baru yang 'bermain' di industri media massa. Ini menurutnya menunjukan masih rendahnya minat untuk bermain di industri media massa.
"Jadi di Indonesia ini masih sedikit start up yang mau bergerak di bidang media massa," kata Rudiantara.