REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo berharap media utama dapat menjadi rumah penjernih informasi dengan menyajikan informasi yang terverifikasi. Ia mengatakan media konvensional dibutuhkan untuk menjalankan peran sebagai pemberi harapan-harapan besar kepada bangsa Indonesia.
Peran media massa dibutuhkan karena masyarakat disajikan limpahan informasi pada era digital yang diikuti perkembangan masif media sosial ini. Bahkan, setiap orang bisa menjalankan profesi wartawan dengan menyebarkan informasi.
Namun, kadang ada yang malah menciptakan kegaduhan, ketakutan, dan pesimisme. Karena itu, media massa berperan semakin penting untuk mengamplifikasi kebenaran dan menyikap fakta.
"Terutama, di tengah keganasan pascafakta dan pascakebenaran. Kita wajib mengatasi dampak buruk gejala pascakebenaran dan pascafakta ini," kata Jokowi saat menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Grand City Convex, Jalan Gubeng Pojok Nomor 1, Ketabang, Genteng, Surabaya, Sabtu (9/2).
Jokowi juga berharap, media arus utama mampu mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran, dan membangun optimisme. Menurut dia, pers juga dibutuhkan ketika pemerintah memaparkan capaian pembangunan, yang bertujuan agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas.
"Ikut memanfaatkan capain yang ada dan membangun optimisme serta mengajak apa yang harus diperjuangkan bersama," ujar Jokowi.
Jokowi mengingatkan, kalau pemerintah aktif membangun, jangan terburu-buru dianggap sebagai sebuah kampanye atau pencitraan. Menurutnya, itu merupakan upaya membuat masyarakat yang sadar informasi.
Karena itu, ia berharap, media menjadi amplifier informasi tentang pembangunan, termasuk kekurangan yang harus dibenahi bersama-sama.