REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Nama petenis muda asal Jepang Naomi Osaka kian meroket tahun ini. Osaka yang baru berumur 21 tahun baru saja memenangkan grand slam keduanya.
Osaka merebut gelar juara Australia Terbuka 2019. Sebelumnya, perempuan asal Osaka, Jepang, itu sudah memenangkan grand slam Amerika Serikat Terbuka tahun lalu.
Keberhasilan memenangkan grand slam beruntun dua kali melejitkan nama Naomi ke peringkat satu dunia. Naomi menggeser rival asal Republik Ceska Petra Kvitová yang ia kalahkan di final Australia Terbuka bulan lalu.
Di tengah kepopuleran nama Naomi di dunia internasional, ada salah satu hal yang tidak biasa saat ia menerima tawaran wawancara khusus dengan media olahraga internasional. Naomi menolak berbicara bahasa Jepang.
"Saya akan menyampaikan jawaban-jawaban dalam bahasa Inggris," kata Naomi dikutip dari World Tennis USA awal pekan ini.
Wartawan meminta Naomi berbicara dengan bahasa Jepang untuk beberapa sesi pertanyaan supaya ia bisa meredakan kritik dari negara asalnya. Sebelumnya Naomi mendapatkan komplain dari penggemarnya asal Jepang karena sangat jarang berbicara bahasa Jepang.
Walau lahir di Osaka, Jepang, Naomi lama hidup di AS karena ikut orang tuanya. Naomi dianggap tidak mencintai negaranya karena sudah terbiasa bergaya Amerika.
Naomi tidak menjelaskan kenapa ia tidak mau melayani wawancara dengan berbicara bahasa Jepang. Ia melanjutkan wawancara dengan menjawab berbagai pertanyaan dengan bahasa Inggris.
Naomi tidak terlalu sering berkunjung ke Jepang. Terakhir waktu petenis yang dominan dengan tangan kanan itu datang ke Jepang menggunakan kacamata hitam dan mamakai busana yang tidak mencolok sehingga saat berjalan-jalan di Jepang, tidak ada yang menyadari keberadaan Naomi.