Ahad 10 Feb 2019 12:44 WIB

Ledakan Petasan Tewaskan Lima Warga Cina

Polisi menangkap seseorang bernama Zhang karena dinilai lalai.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Menyulut petasan, salah satu ritual penting dalam perayaan Tahun Baru Cina (ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Menyulut petasan, salah satu ritual penting dalam perayaan Tahun Baru Cina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mengatakan, sebanyak lima orang  tewas akibat ledakan petasan di wilayah sebelah selatan Cina. Korban yang tewas terdiri dari tiga anak-anak dan dua orang dewasa.

Seperti dilansir Miami Herald, Ahad (10/2), seorang operator petasan secara resmi telah ditangkap atas kejadian yang terjadi di wilayah Guangxi tersebut. Operator itu ditangkap atas penggunaan bahan atau zat berbahaya. Jaksa hanya menyebutkan nama depan dari operator itu yakni Zhang.

Menurut jaksa, Zhang telah melakukan kelalaian dengan menyimpan petasan di tumpukan barang-barang di luar toko kelontongnya. Membuat petasan itu mudah terbakar dan meledak hanya dengan sedikit percikan api atau puntung rokok.

Baca juga, 39 Orang Cedera Akibat Ledakan Kembang Api.

Cina sudah menutup banyak pabrik yang memproduksi petasan. Mereka juga melarang penjualan petasan. Tapi menyalakan petasan dan kembali api dalam Perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek sudah menjadi bagian dari kebudayaan.

Ink Stone News melaporkan pihak berwenang Cina sudah menyatakan petasan sebagai sesuatu yang berbahaya, berpolusi dan tidak beradab. Sejak 2017 lalu mereka melarang produksi dan penjualan petasan di 400 kota.

Hal itu menjadi kabar buruk bagi Kota Liuyang. Kota dengan populasi 1,3 juta orang itu memproduksi 70 persen petasan di Cina.

Industri petasan yang padat karya sangat penting bagi Liuyang. Industri ini memberikan pekerjaan bagi seperlima penduduk kota. Namun insiden maut akibat ledakan petas kerap memicu korban jiwa.

Pada Maret 2017 lalu dua ledakan terjadi dalam satu hari, menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya. Tahun sebelumnya sebuah ledakan juga menewaskan lima orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement