REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Operator kompetisi Liga 1 2019 PT Liga Indonesia Baru (LIB) belum menerima pernyataan resmi dari Perseru Serui yang menyatakan mundur sebagai salah satu peserta kompetisi kasta utama nasional musim ini. COO LIB Tigor Shalomboboy mengatakan, meski kabar mundur tersebut sudah beredar, tetapi kewenangan menentukan peserta liga ada di Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI).
“LIB belum bisa komentar terlalu jauh. Belum ada pernyataan resmi juga (secara tertulis kepada LIB),” ujar Tigor kepada wartawan di Jakarta, pada Ahad (10/2).
Pun kata Tigor, jika kabar tersebut benar, LIB menunggu keputusan PSSI terkait dengan mundurnya Perseru dari Liga 1. Termasuk soal keputusan peserta pasti Liga 1 musim ini.
“Untuk status Perseru nantinya, kami serahkan ke PSSI,” sambung Tigor menambahkan.
Pada Sabtu (9/2), lewat pemberitaan manajemen Perseru Serui menyatakan mundur dari Liga 1 2019. Manajemen beralasan, tim tersebut tak lagi punya kemampuan finansial ikut berkompetisi di kasta utama nasional. Kabar yang beredar pun mengatakan, Ketua Umum Perseru Serui Yance Banua sudah menjual kesebelasan tersebut ke salah satu pengusaha dan pemilik klub sepak bola di Lampung.
Mundurnya Perseru Serui dari gelanggang Liga 1 2019, tentu saja akan memengaruhi persaingan kompetisi nasional. Sebab tim tersebut salah satu wakil dari Bumi Cenderawasih yang diperhitungkan meski dalam dua musim terakhir, tetap berada di papan bawah. Di Liga 1 2017, Perseru berada di peringkat ke-15. Namun menyita perhatian sebagai tim terbaik dengan gelar trofi fairplay.
Pada musim Liga 1 2018, Perseru Serui di peringkat ke-14. Peringkat klasemen tim berjuluk Cenderawasih Jingga tersebut, memang tampak tak sebanding dengan kesebelasan sesama Papua, Persipura Jayapura yang punya prestasi dan finansial yang lebih baik. Namun tetap menjadikan Perseru Serui sebagai tim kasta utama nasional, yang berhak tampil kembali di Liga 1 musim ini.
Terkait dengan dijualnya Perseru Serui ke Lampung, ada kemungkinan tim tersebut bakal merger dengan kesebelasan lokal. Tetapi, dengan tetap mengandalkan materi pemain Perseru Serui, dengan nama dan manajemen tim yang baru.
Cara tersebut dilakukan Persikabo Bogor, yang bergabung ke PS Tira dan mengganti nama menjadi PS Tira-Persikabo. Itu dilakukan agar tim tersebut tetap dapat berkompetisi di Liga 1.