Ahad 10 Feb 2019 14:16 WIB

AS Ingin Perjanjian Afghanistan Tercapai Sebelum Pemilu

Pemilihan presiden di Afghanistan dijadwalkan berlangsung pada 20 Juli.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Pejabat Taliban masuk ke lift ketika mereka menghadiri pembicaraan intra-Afghanistan di Moskow, Rusia, Rabu(6/2/2019).
Foto: AP / Pavel Golovkin
Pejabat Taliban masuk ke lift ketika mereka menghadiri pembicaraan intra-Afghanistan di Moskow, Rusia, Rabu(6/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad menilai, akan lebih baik bagi Afghanistan melakukan perjanjian damai sebelum pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 20 Juli mendatang. Perjanjian ini, kata Khalizad, akan menjamin pemilihan yang aman.

"Waktu penyelesaian perdaman dari sudut pandang kami adalah semakin cepat, semakin baik," ujar Khalilzad di Institut Perdamaian AS seperti dikutip dari Anadolu Agency, Ahad (10/2).

Meski demikian, apabila tidak ada kemajuan menuju perdamaian, kata dia, pemilihan akan tetap berlangsung. Washington pun akan tetap mendukung persiapan untuk mencapai pemilihan yang kredibel.  "Saya tekankan bahwa integrasi regional akan mengubah kawasan ini, khususnya Asia Tengah," kata dia.

Pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan Taliban sudah memulai perang sejak lama. Selama ini, Taliban tak mengakui pemerintahan di Kabul dan hanya mau berdiskusi dengan AS.

Khalilzad menyatakan, Afghanistan kini berbeda dari 19 tahun lalu. Untuk itu, menurutnya butuh waktu bagi Taliban menghargai hal tersebut. "Tapi, pesan yang mereka berikan ke saya adalah mereka mengerti bahwa mereka tak dapat kembali," katanya.

Menurutnya, penarikan pasukan AS dari Afghanistan hanya bisa dicapai usai perjanjian damai tercapai. Perjanjian damai harus diselesaikan secara komprehensis sehingga semua persoalan dapat diatasi. Semua pihak di Afghanistan harus duduk bersama di satu meja.

"Sebuah perjanjian perdamaian dapat memungkinkan penarikan. Tapi itu bukan hanya perjanjian penarikan yang kita cari. Untuk mencapai kesepakatan damai, cukup banyak masalah yang harus ditangani," kata Khalilzad.

Baca juga,  Taliban: AS Janji Tarik Setengah Pasukannya di Afghanistan.

Pemilihan di Afghanistan pada awalnya dijadwalkan pada 20 April, namun mengalami penundaan selama tiga bulan karena pembicaraan damai Taliban-AS. Presiden Ashraf Ghani,yang terpilih pada 2014 turut dalam pemilihan untuk masa jabatan dua periode.

Khalilzad menekankan dua masalah utama selama pembicaraan dengan Taliban yakni isu kontraterorisme dan penarikan AS.  Ia berulang kali menekankan bahwa AS tidak akan meninggalkan Afghanistan tanpa mekanisme penegakan hukum guna memastikan Afghanistan tidak menjadi tempat berlindung yang aman bagi militan.

"Visi jangka panjang kami adalah untuk Afghanistan yang sepenuhnya berdaulat, independen," kata Khalilzad dikutip The National.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement