REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Lebih dari 500 orang tewas akibat wabah Ebola terbaru di Republik Demokratik Kongo. Namun, menurut Kementerian Kesehatan Kongo, program vaksinasi telah mencegah jatuhnya korban yang lebih besar.
"Secara total, ada 502 kematian dan 271 orang yang sembuh," kata kementerian kesehatan Kongo, dilansir di Aljazirah, Ahad (10/2).
Menurut Menteri Kesehatan Oly Ilunga Kalenga, untuk pertama kalinya, program vaksinasi telah melindungi 76.425 orang dan mencegah ribuan kematian. Ia pun yakin vaksinasi ini telah telah mencegah penyebaran epidemi di kota-kota besar di kawasan itu. "Tim-tim itu juga berhasil menahan penyebaran epidemi ke negara-negara tetangga. Masalah terbesar adalah mobilitas penduduk yang tinggi," tambah menteri.
Baca juga, Kongo Hadapi Wabah Ebola Terburuk dalam Sejarah.
Wabah dimulai Agustus tahun lalu di wilayah Kivu Utara, yang berbatasan dengan Uganda dan Rwanda. Lembaga bantuan Doctors Without Borders, yang dikenal dengan inisial bahasa Perancis MSF, melaporkan di Twitter pada Sabtu, ada lonjakan kasus sejak 15 Januari. Rwanda, Uganda, dan Sudan Selatan di utara sekarang dalam keadaan siaga.
Sejak wabah dimulai di Kongo timur, 505 orang telah meninggal dan tercatat sebanyak 806 kasus. Wabah virus mematikan dimulai tak lama setelah pemerintah negara itu mengumumkan diakhirinya wabah lain di bagian barat negara tersebut pada Juni.
Ebola adalah penyakit yang sangat menular yang menyebabkan demam dan sering menyebabkan perdarahan internal. Penyakit ini dapat memicu kematian. Wabah yang terakhir terjadi merupakan yang kesepuluh kalinya di Kongo sejak Ebola pertama kali terdeteksi di sana pada 1976.