Ahad 10 Feb 2019 17:56 WIB

Dalam Tiga Hari, 11 Kali Longsor Terjadi di Kuningan

Dilaporkan tidak ada korban jiwa dari 11 kejadian longsor di Kabupaten Kuningan ini

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).
Foto: bpbd.kuningankab.go.id
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Dalam tiga hari terakhir, bencana longsor dilaporkan terjadi 11 kali di berbagai lokasi berbeda di Kabupaten Kuningan. Bencana itu diawali oleh hujan lebat selama beberapa jam.

Berdasarkan informasi dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, 11 kali longsor itu terjadi dalam rentang waktu Jumat (8/2) hingga Ahad (10/2). Peristiwa itu berdasarkan informasi yang disiarkan hingga Ahad (10/2) pukul 16.00 WIB.

Pada Jumat (8/2), longsor terjadi di Kampung Manis, Blok Munjul, Perumahan Munjul Indah, Desa Cikubangsari, Kecamatan Kramatmulya, sekitar pukul 18.15 WIB. Longsor terjadi pada tembok penahan tanah  (TPT) saluran air/irigasi yang menyebaban rumah warga bernama mumuh Muharom (26), tergenang air dan lumpur.

Di hari yang sama, longsor juga terjadi di Dusun Manis dan Dusun Puhun, Desa Jagara, Kecamatan Darma, sekitar pukul 17.30 WIB. Longsor terjadi pada TPT di masing-masing dusun hingga menyebabkan total ada enam rumah warga di kedua dusun itu yang terancam terseret dan terancam tertimbun.

Longsor juga terjadi di Dusun Cipipisan, Desa Tundagan, Kecamatan Hantara, Jumat (8/2) pukul 16.00 WIB. Longsor terjadi pada tebing setinggi 20 meter yang mengancam dua rumah warga atas nama Hadiman (57) dan Saumin (70), serta tebing setinggi tujuh meter yang menutup teras samping rumah milik Mulyana (85).

Tak lama kemudian, tepatnya sekitar pukul 17.30 WIB, longsor terjadi di Dusun Ciasihan, Desa Citapen, Kecamatan Hantara. Longsor pada tebing di dusun itu menyebabkan satu rumah warga milik Ade Irwandi (34) rusak pada bagian dapurnya.

Setelah itu, pukul 19.30 WIB, longsor terjadi di Dusun Porang, Desa Pasiragung, Kecamatan Hantara. Longsor terjadi pada TPT jalan desa hingga membuat akses jalan menuju lahan pertanian tidak dapat dilalui kendaraan.

Pada Jumat (8/2) pukul 21.00 WIB, longsor terjadi di Dusun Surian, Desa Jamberama, Kecamatan Selajambe. Longsor terjadi pada TPT yang mengakibatkan dua rumah warga retak-retak dan rusak sedang.

Longsor kemudian terjadi di Dusun Ciawitali, Desa Cimenga, Kecamatan Darma, Jumat (8/2) pukul 23.00 WIB. Di dusun itu, longsor terjadi pada tebing setinggi 25 meter dan panjang 25 meter, yang menutup akses jalan desa menuju Dusun Ciawitali. Kendaraan roda empat dan dua baru bisa kembali melalui jalan tersebut setelah pembersihan material selesai dilakukan pada Sabtu (9/2) pukul 10.00 WIB.

Pada Sabtu (9/2) pukul 19.00 WIB, longsor terjadi di Dusun Belah, Desa Cantilan, Kecamatan Selajambe. Longsor terjadi pada tebing hingga membuat akses jalan Cipasung – Subang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan dua.

Upaya pembersihan material longsor membuat kendaraan roda empat dan dua bisa kembali melintas pukul 22.00 WIB meski secara bergantian/satu arah. Pembukaan akses lanjutan dengan menggunakan alat berat dilanjutkan pada Ahad (10/2).

Pada Ahad (10/2), longsor melanda Blok Simpur, Desa/Kecamatan Cilebak pukul 01.30 WIB. Longsor berasal dari tebing dengan tinggi 30 meter dan lebar 15 meter, yang menutup akses jalan utama Ciwaru – Cilebak. Material longsoran menutup jalan sepanjang 15 meter, lebar empat meter dan setebal dua meter.

Peristiwa itu menyebabkan ruas jalan tersebut tertutup untuk kendaraan roda empat maupun dua. Upaya pembersihan material longsor yang dilakukan BPBD bersama aparat desa dan kecamatan serta warga setempat baru bisa membuat akses jalan bisa kembali dilalui kendaraan roda dua.

 

Longsor juga terjadi di perbatasan antara Desa Cilebak – Legokherang di Dusun Wage, Desa/Kecamatan Cilebak, Ahad (10/2) pukul 01.00 WIB. Longsor pada tebing sawah di dusun itu menyebabkan akses jalan Cilebak – Legokherang tertimbun longsoran hingga tidak bisa dilalui kendaraan apapun.

Selain itu, longsor juga menimbun rumah milik Wanto (35) sehingga rusak berat. Beruntung pemilik rumah berhasil selamat dan untuk sementara diungsikan ke rumah orang tuanya di Desa Legokherang. Hingga saat ini, upaya pembersihan material longsoran masih dilaksanakan.

Di waktu yang bersamaan, longsor yang disertai pergerakan tanah terjadi di Dusun Bungur I dan Bungur II, Desa Bungurberes, Kecamatan Cilebak. Longsor pada TPT di dusun itu menyebabkan satu unit mushola SDN 2 Bungurberes serta dua rumah warga terancam. Sedangkan pergerakan tanah menyebabkan dua rumah warga rusak sedang dan dua rumah warga rusak ringan.

"Tidak ada korban jiwa dari semua peristiwa tersebut,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Ahad (10/2).

Agus menyatakan, pihaknya sudah turun ke lokasi bencana untuk melakukan penanganan bersama dengan pihak terkait lainnya dan warga setempat. Dia juga mengimbau warga untuk waspada karena intensitas hujan di Kabupaten Kuningan masih cukup tinggi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement