REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat Muslim Wales Utara juga mengingatkan kepada warganya bahwa rasa benci bukan solusi dan tidak akan memberikan perasaan damai. Umat Islam juga diserukan membuka lebar-lebar lengan persahabatan dengan non-Muslim, baik di Wales maupun Inggris.
Pemandangan itu seperti yang ditunjukkan oleh sejumlah remaja Muslim. Mereka mengampanyekan perdamaian melawan ekstremisme Islam. Seperti yang dilansir oleh Wales Online. Komunitas generasi muda Muslim itu mengetuk keterlibatan oknum pemuda Islam ke ISIS.
Mereka menekankan bahwa pembelaan terhadap agama bukan mesti dengan kekerasan. Ini merespons keputusan tiga pemuda Cardiff yang belum lama ini bergabung dengan ISIS. Mereka adalah Nasser Muthana (20 tahun), Aseel Muthana (17 tahun), dan Reyaad Khan (20 tahun).
Terlebih, pada 3 Juli 2014, beredar sebuah video yang memperlihatkan Naseer tengah mempersiapakan bom buatannya sendiri. Terlihat paket yang berisi 15 bom, kemudian dimasukkan dalam wadah logam. Terdapat pesan yang bertuliskan, "Jadi, Inggris takut saya kembali dengan kemampuan yang saya peroleh."
Dalam kampaye yang dilakukan pada 27 Agustus 2014 itu, para remaja Muslim juga mengadakan acara bakti sosial berupa donor darah. Donor tersebut diperuntukkan bagi mereka-mereka yang membutuhkan di Inggris dan Wales.
Keikutsertaan sejumlah oknum remaja dalam konflik berdarah Suriah dan Irak memang memicu keresahan di kalangan Muslim Inggris. OnIslam menyebutkan, lebih dari seratus imam dari seluruh Inggris menyerukan kepada pemuda Muslim untuk tidak ikut berperang di kedua negara itu.
Meski demikian, dukungan Muslim Inggris tetap diberikan bagi korban dampak krisis di kawasan Timur Tengah itu. Dan, bukan dengan kekerasan, melainkan melalui aksi-aksi solidaritas kemanusiaan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab