Ahad 10 Feb 2019 20:58 WIB

Jawab Tudingan Antek Asing, Jokowi: Mereka Pikir Saya Takut?

Jokowi mengatakan ia menjawab tudingan itu karena saat ini adalah momen yang tepat.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) menghadiri deklarasi dukungan dari alumni SMA se-Jakarta di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (10/2/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) menghadiri deklarasi dukungan dari alumni SMA se-Jakarta di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (10/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres pejawat nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan alasan ia memutuskan menjawab tudingan antek asing yang kerap disematkan pada dirinya selama empat tahun terakhir. Jokowi mengatakan ia berbicara karena saat ini adalah momen yang tepat.

"Jangan orang memiliki anggapan mentang-mentang Presiden Jokowi itu kurus itu penakut! Mereka pikir saya ini penakut? Mereka pikir saya ini tidak berani? Saya memang tidak pengen banyak bicara, saya ingin setiap hari hanya kerja-kerja, kerja, kerja, kerja," ujar Jokowi saat berbicara di hadapan ribuan pendukungnya, Istora Senayan, Jakarta, Ahad (10/2)

Baca Juga

Ia kemudian menjawab tudingan itu dengan sejumlah akuisisi blok minyak di Mahakam dan Rokan yang kembali dikuasai Pertamina setelah bertahan-tahun dikuasai asing. "Coba kita lihat yang ngomong antek asing, empat tahun dikatakan Presiden Jokowi antek asing, saya perlu bercerita," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, pada tahun 2015, Blok Mahakam telah dikelola perusahaan minyak Jepang INPEX dan perusahaan asal Perancis, Total selama lebih dari 50 tahun. Kemudian, Jokowi mengklaim Indonesia akhirnya mengakuisisi blok tersebut 100 persen. 

"Saya berikan pada Pertamina, tetapi saya kan nggak pernah ngomong," ucap Jokowi. 

Lalu pada 2018, Jokowi mengatakan, Blok Rokan yang sudah dikuasai perusahaan minyak Amerika Serikat, Chevron lebih dari 50 tahun juga diakuisisi Pertamina seratus persen. Dengan akuisisi lokal yang dilakukan di masa pemerintahannya, Jokowi mengaku bingung dengan julukan antek asing yang disematkan padanya. 

"Gitu dibilang antek asing, antek asing, antek asing, antek asing. Syaa 4 tahun diam saja, sabar ya Allah, sabar ya Allah, sabar ya Allah. Saya tidak pernah bicara," kata Jokowi. 

Jokowi pun menambakan akuisisi saham Freeport pada 2018 sebagai contoh, di mana Indonesia akhirnya menguasai saham sebesar 51,2 persen. Artinya, Indonesia menjadi pengendali karena memiliki saham terbesar. 

"Dipikir, mengambil alih barang seperti itu mudah? Dipikir mengambil aset besar seperti itu gampang, kalau mudah dan gampang dari dulu sudah diambl alih. Begitu dibilang antek asing. Saya diam, tetapi saat ini adalah saatnya saya berbicara," kata Jokowi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement