Senin 11 Feb 2019 02:52 WIB

Kuasa Hukum: Video Viral Dhani Hanya Bercerita Sejarah

Menurutnya, tak ada yang perlu diperdebatkan terkait NU dan Nasakom.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Israr Itah
Musisi Ahmad Dhani (kiri) bersama kuasa hukumnya Hendarsam Marantoko (tengah). (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Musisi Ahmad Dhani (kiri) bersama kuasa hukumnya Hendarsam Marantoko (tengah). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa hukum Ahmad Dhani, Hendarsam Marantoko, menyatakan, ceramah yang disampaikan orang yang diduga Ahmad Dhani dalam sebuah rekaman video viral di media sosial hanya berisi tentang sejarah soal Nasionalisme, Agama, Komunisme (Nasakom) dan Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, tak ada yang perlu diperdebatkan terkait NU dan Nasakom.

"Suara tersebut menceritakan sejarah nasakom, di mana Nasakom saat itu merupakan ajaran Bung Karno yang menyatukan tiga aliran besar untuk meredam supaya tidak terjadi perpecahan. Ada nasionalis, agama diwakili oleh NU, dan komunis. Enggak ada suatu hal yang perlu diperdebatkan," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (11/2).

Hendarsam melanjutkan, NU pada saat itu memang bergabung dalam nasakom terlepas apa motivasinya. Menurut dia, kenyataannya NU memang ada di dalam ajaran nasakom saat itu. Terkait soal NU juga menentang komunis, kata dia, merupakan sejarah lagi dengan versinya masing-masing. Yang jelas, ujar Hendarsam, orang tidak bisa menafikan fakta itu.

Hendarsam menolak menyebut orang yang berbicara dalam video viral itu adalah Dhani. Sebab video yang tersebar di medsos itu lebih didominasi suara audio, sedangkan visualnya tidak jelas. Karena itu, ia mengungkapkan, belum bisa dipastikan apakah itu betul suara Ahmad Dhani.

"Secara visual kan belum jelas apakah itu suara Ahmad Dhani atau bukan yang bicara," ungkap dia.

Sebuah video beredar viral di Twitter yang berisi pernyataan diduga Ahmad Dhani. Dalam sebuah ceramah di video itu suara Ahmad Dhani terdengar menyebut kemungkinan munculnya Nasakom baru, yang di dalamnya terdapat NU.

"Jadi, harus tahu benar sejarah bahwa NU dahulu mendukung Nasakom. Banyak anak-anak NU meskipun yang sudah di PBNU enggak paham itu bahwa dahulu yang dukung Nasakom bersama PKI dalam komunisnya itu PKI, itu (kelompok agamanya) NU. Nah, sekarang ini mereka sudah bergabung PDIP, NU, juga komunisnya," demikian suara yang diduga Dhani.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas menyebut Dhani ahistoris dan ilusif karena menarasikan seolah-olah NU akan menjadi pendukung Nasakom baru bila Jokowi menang Pilpres 2019. Menurutnya, narasi keliru Dhani didasarkan pada NU di masa Bung Karno berkuasa yang pernah mendukung Nasakom.

"Perlu dicatat, NU bukan pendukung PKI. Setelah pemberontakan G-30-S/PKI, NU bahkan berada di garda depan menuntut pembubaran PKI," kata Robikin dalam keterangan tertulis, Jumat (8/2).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement