Senin 11 Feb 2019 07:15 WIB

Pemerintah Dorong Kualitas dan Peningkatan Produksi Jagung

Penambahan populasi jagung harus dilakukan, terutama di wilayah subur.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Friska Yolanda
Ilustrasi panen jagung
Ilustrasi panen jagung

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gatot Irianto mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas jagung di Indonesia. Sehingga, impor jagung pun dapat dikendalikan. 

Untuk itu, petani jagung harus menjaga penanaman jagung sepanjang tahun. Sehingga, pasokannya terus terjaga dan harga pun dapat dikendalikan. 

"Mari kita jaga pertanaman sepanjang tahun. Sehingga pasokan terus tersedia. Produksi jagung juga harus efisien supaya harganya makin kompettitif dibanding jagung impor," kata Gatot saat melakukan panen raya perdana jagung hibrida di Desa Bleberan, Playen, Gunungkidul, DIY, akhir pekan lalu.

Penambahan populasi jagung itu sendiri juga harus dilakukan, terutama di wilayah yang tanahnya subur. Pemerintah pun menargetkan agar petani dapat menambah populasi tanaman jagung ini dari 60 ribu per hektare menjadi 100 ribu per hektare. 

"Kalau 100 ribu, hasilnya kira-kira mungin bisa 13 sampai 14 ton, kalau di tanah yang subur. Jadi tingkatkan produktivitasnya," kata Gatot. 

Dalam melakukan proses panen pun, diharapkan menggunakan mesin untuk meningkatkan produktivitasnya. Pemerintah pun memberikan bantuan untuk mendorong produktivitas jagung itu sendiri. 

Selain itu, penyediaan gudang untuk penyimpanan jagung juga diperlukan. Gudang tersebut, kata Gatot, penting untuk mengendalikan pasokan dan mengendalikan kemungkinan terjadinya penurunan harga. "Kami sediakan pengering, alat panen, kami sediakan benih. Tolong mungkin nanti petani bekerja sama dengan BUMDes untuk bangun gudang," ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement